Fitbar Donor Kalori: Pantau Asupan Gizi, Perangi Malnutrisi

by - Kamis, Maret 31, 2016


Halo teman-temin, tau ngga sih, buat saya, godaan terbesar sebagai blogger saat lagi diundang menghadiri sebuah acara itu adalah: makanan. Sudah pasti kami dijamu makanan yang mewah dan sedap, bahkan melebihi suguhan di all you can eat. Semua bisa ditelan. Apalagi kalau acaranya di hotel berbintang, waduh, segala macam program diet gagal total, yang tadinya program detoksifikasi jadi ditunda, yang maunya hidup sehat mengurangi lemak dan kolesterol jadi pengecualian sejenak.

Huff.
Yang begini nih ga berani ditolak!
Orang bilang saya tuh enak, walau makan banyak tapi tetap kurus. Iya, kurus, tapi siapa sangka ketika suatu kali saya iseng mengecek kondisi saya di Posyandu beberapa waktu lalu (biasa kan, ya, sebulan sekali di kompleks rumah saya ada pemeriksaan gratis, gitu), ternyata angka kolesterol dan gula darah saya tinggi! OMG.

Jadi, orang kurus belum tentu sehatkan? (nunjuk diri sendiri).

Terus ini salah siapa? Bukan salah jamuan makan saat acara blogger, donk. Melainkan saya yang kalap, nafsu, dan rakus! Hahaha. Semua dimakan. 

Tapi itu dulu... 
Dulu.... 
Dulu sebelum kenal Fitbar.

FITBAR | SNACKING WITH NO WORRY


Jadi, dulu itu pola makan saya ngacak semua; minimal 6 kali sehari. Makan subuh, Makan pagi, camilan, makan siang, camilan, makan malam. Kenapa camilan masuk dalam kategori makan? Karena tidak tanggung-tanggung,  cemilan saya merupakan makanan berat berkarbohidrat tinggi dan kaya lemak. 

Sebagai blogger, setiap kali sedang menghadiri acara (peluncuran, meet and greet, review ini-itu) sudah pasti kualitas makanan (dan kalori yang dikonsumsi) sempat tidak beraturan sebagai dampak euphoria kumpul-kumpul dengan teman, hahaha!

Di tempat kerja, dimana saya sehari-harinya memberikan les privat yang intens dan padat dan tanpa jeda antar muridnya, saya jadi mudah lapar dan mau ngga mau porsi makan saya jadi banyak. Belum lagi durasi makan yang singkat membuat saya mengunyah dengan cepat. Padahal dengan mengunyah cepat semakin banyak kalori yang tertelan - berat badan bertambah - kerja organ semakin berat - meningkatkan stres, yang akhirnya sangat buruk bagi kesehatan!

Sama halnya ketika di rumah, ketika saya harus lembur (sekarang saya lagi proses revisi untuk calon novel pertama saya, hehe), saya seringkali bela-belain delivery makanan cepat saji jam tiga pagi, belum kenyang saya lanjut makanan instan, dan sebagai penutup sebelum tidur adalah keripik ber-MSG. Gimana ngga racun tuh sebadan isinya?

Akhirnya? Bisa dipastikan tubuh saya ngga sehat: badan jadi gampang lemas, berat, lunglai, cepat lapar, nafsu makan semakin tidak bisa dikendalikan (maunya makan banyak padahal sebenarnya kenyang, hanya lapar mata). 

Untungnya hal itu tidak berlangsung lama ketika saya menyadari, I need to change something

Iya, sayapun mulai menahan diri untuk ngga nyemil yang aneh-aneh, tidak mengambil porsi makan yang berlebihan (apalagi kalau sedang di jamuan makan acara blogger, hahaha), kalau saya  harus ngelembur di malam hari, saya mencoba keras menghindari makanan berat.

Lalu bagaimana kalau saya lapar?


Nah, di situlah saya kenalan sama si Fitbar ini.

Fitbar adalah cemilan rendah kalori dari Kalbe Nutritionals berbentuk snack bar. Kemasannya yang mudah dibawa sangat cocok untuk menemani aktivitas kita sehari-hari karena memang bebas bisa dikonsumsi kapan saja. Masuk tas, bisa, diselipin di kantong celana, juga bisa! Hehe.


Jumlah kalori yang terkandung dalam satu buah Fitbar berkisar antara 90-110 kkalori, coba bayangkan dengan makanan sehari-hari yang dekat dengan kita; donat coklat mengandung 133 kkal, pastel yang mengandung 208 kkal, lemper mengandung 177 kkal, seporsi nachos mengandung 300 kkalori, sepotong cake mengandung 400 kkal, seporsi kentang goreng mengandung 360 kkal, dan seloyang pizza mencapai 2250 kkal. Wow! 

Bandingkan dengan Fitbar...

Dan tentunya selain rendah kalori, keunggulan cemilan Fitbar adalah bebas kolesterol dan trans fat. Penting sekali bagi kita untuk menjaga kadar kolesterol kita demi kesehatan jantung. Di samping itu kita perlu menghindari konsumsi berlebih lemak trans karena mampu meningkatkan kolesterol jahat dalam tubuh dan meningkatkan risiko penyakit jantung kardiovaskular serta diabetes tipe dua. Hii, seremkan?


Hadir dengan tiga pilihan rasa; chocolate (coklat), nuts (kacang), fruits (kismis raspberry), bahan utama Fitbar merupakan oat yang sudah tidak diragukan lagi sebagai salah satu sumber makanan yang menyehatkan karena kaya akan serat. Selain itu juga dilengkapi dengan Kalsium yang bagus untuk tulang, vitamin A, B12, dan C yang baik dalam meningkatkan daya tahan tubuh.

Ketiga-tiganya enak! Kerenyahan dari tiap butir gandumnya terasa sekali di lidah dan mampu mengenyangkan, lho - iya satu buah Fitbar buat saya mampu menggantikan sebungkus lumpia basah atau semangkuk mie instan, ataupun camilan ringan dengan perasa buatan lainnya. Luar biasah!

Bagaimana dengan rasanya? Buat saya, rasa manisnya pas alias tidak kemanisan yang bikin eneg namun juga tidak hambar yang bikin geregetan. 

Rasa coklat adalah favorit saya, apalagi kalau bukan gara-gara lapisan dark chocolate yang dipadu dengan corn flakes dan gandum, kres-kres-kres.



Varian kacang juga mempunyai rasa yang enak, bagian bawahnya merupakan lapisan seperti selai kacang, dan rasanya juga tidak kalah mantap donk. Menurut saya, porsi kacangnya aman, alias tidak perlu ditakuti bakal jerawatan, atau apalah, karena memang saya sudah coba sendiri dan asli nikmat! Ingat donk kalau Fitbar ini bebas kolesterol, jadi takaran kacangnya sudah disesuaikan agar tiak berlebihan.

Bagi penyuka buah-buahan, Fitbar dengan taburan kismis patut dicoba karena rasanya mampu mengembalikan semangat ataupun mood yang lagi suram serta membuat pikiran kembali segar. Hihihi.


Bahkan setiap kali saya nulis blog ini sambil makan Fitbar juga donk, karena inspirasi jadi lebih cepat mengalir, apalagi kalau lagi dikejar-kejar deadline, ngga kerasa sumpek ataupun stress deh jadinya.

Siapa bilang snack sehat ngga bisa enak?

INDONESIA dan BEBAN GANDA MALNUTRISI

Berbicara camilan dan hidup sehat, taukah kita, bahwa ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mampu memenuhi kebutuhan gizi pangannya sehari-harinya. Jangankan bicara gizi, makanan untuk sehari saja belum tentu tercukupi.

Ya, tepatnya saat ini bangsa Indonesia memang sedang mengahadapi beban ganda; malnutrisi dan obesitas

Kondisi malnutrisi dikarenakan oleh kemiskinan ataupun kurangnya pengetahuan (terutama orang tua/dewasa) akan nutrisi dan kebutuhan gizi anak. Mengacu pada World Bank (2015), terdapat 8,4 juta anak Indonesia dibawah usia 5 tahun yang masih menderita malnutrisi kronis. 

Hal ini diawali ketika seorang anak secara terus menerus menerima asupan gizi yang kurang baik bahkan ketika masih dalam kandungan, maka ukuran gizi kurang tersebut akan menjadi standar tolak ukur anak tersebut dalam bertumbuh, alias terbiasa dengan kondisi gizi kurang, disertai dengan berat badan lahir rendah, pendek, dan kurus

Ketika kondisi malnutrisi berlanjut, hal itu akan mengakibatkan malnutrisi kronis yang semakin melemahkan perkembangan otak; menghambat perkembangan kognitif dan prestasi di sekolah lewat penurunan nilai IQ, yang kemudian akan menghambat kinerjanya ketika dewasa (dan mempengaruhi pendapatan ekonominya).

Hingga anak tersebut tumbuh dewasa dan hidup dalam lingkungan dengan asupan gizi berlebih (dibandingkan yang diperoleh saat kecil), tubuh mereka akan rentan terhadap obesitas sehingga mudah terkena penyakit seperti diabetes dan jantung.

Kondisi rentan diabetes ini disebabkan oleh empat faktor:

1.  Hormon yang tak seimbang (biasanya wanita di atas 25 tahun) dimana penurunan hormon pertumbuhan menyebabkan terjadinya penurunan massa otot.
2. Kinerja metabolisme yang melambat hingga 5% setiap 10 tahun sejak menginjak usia 25, sebaliknya asupan makanan menjadi 500 kkal lebih banyak dari yang dibutuhkan setiap harinya. 
3. Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga. 
4. Kurangnya jam tidur menyebabkan metabolisme tubuh tidak teratur. Menurutjurnal Archives of Disease in Childhood, kurangnya waktu istirahat bisa memengaruhi pembentukan glukosa yang berujung pada munculnya penyakit diabetes.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), jumlah orang dewasa Indonesia yang menderita obesitas (kegemukan) akibat mengonsumsi kalori berlebih mencapai 24 juta pria dan 40 juta wanita yang berarti meningkat hingga 2 kali lipat dalam dekade ini. Dan 90% dikarenakan oleh asupan makanan berlebih tanpa diimbangi aktivitas yang cukup untuk membakar kelebihan energi.

Mengutip pernyataan Christiane Rudert, penasihat nutrisi UNICEF untuk Asia Timur dan Pasifik, masing-masing persentase anak Indonesia yang mengalami kondisi malnutrisi dan obesitas mencapai 12%. Angka ini tentu berarti problematika yang penting karena secara langsung berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM).

Lalu, apa mungkin, saya yang hanyalah warga biasa ini 
bisa melakukan satu hal untuk membantu mengurangi kondisi ini?

BISA!

YUK IKUT FITBAR DONOR KALORI


Jadi, saat ini, snack sehat kesukaan saya sedang mengadakan kampanye "Fitbar Donor Kalori" yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan sebagai upaya meminimalisir beban ganda malnutrisi yang saya sebutkan di atas.

Melalui kegiatan ini kita diajak untuk mengumpulkan 10 juta kalori yang nantinya akan dikonversi menjadi uang senilai 500 juta rupiah. Bekerjasama dengan Yayasan Sahabat Anak (yayasan nirlaba yang memperjuangkan hak-hak anak-anak marjinal dan anak jalanan di Jakarta), harapannya sumbangan tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas hidup anak-anak yang kurang beruntung - terutama mereka yang mengalami malnutrisi kronis dan obesitas, agar mampu memperoleh masa depan yang lebih baik.

Sungguh menarik, bukan? Tidak lagi diam sambil mengamati, sekarang hanya dengan bergerak melakukan aktivitas sehari-hari kita juga bisa berpartisipasi membantu negara kita, dan yang lebih penting lagi: beramal.

Dan saya sudah ikut!


Hingga hari ini saya sudah mengikuti program Fitbar Donor Kalori selama 6 hari dan rencananya per bulan April mau lebih giat lagi bergerak, karena bagaimanapun juga manfaatnya juga baik untuk tubuh saya sendiri. 

Langkah sederhana saya dimulai sejak membereskan rumah; menyapu, mengepel, naik-turun tangga demi menjemur baju. Kemudian lanjut berjalan keluar rumah untuk pergi ke tempat kerja (keluar kompleks rumah, nyegat angkot, turun angkot, jalan lagi hingga tempat kerja).

Dan tidak berhenti di situ, di tempat kerjapun saya terus bergerak, kembali naik-turun tangga. Hingga akhirnya pulang ke rumah, dengan ritme jalan-nyegat angkot. Capek? Iya, tapi seneng!

Bahkan kadang saya berharap saat latihan piano, gerakan jari-jemari saya bisa bermanfaat membuang kalori (dan lemak), hahaha.


Ada beberapa hari dimana tidak terlalu aktif dan berkeringat, namun sebagai gantinya, di hari-hari tertentu saya meluangkan waktu untuk benar-benar berolahraga seperti lari pagi ataupun senam (melalui video CD), fuh cukup membantu kita untuk membuang kalori berlebih, lho kalau dilakukan secara rutin.

((Awalnya badan saya sempat pegal, dasar saya memang sudah lama ngga olahraga, namun belakangan jadi terasa badan lebih ringan, lebih bersemangat dan tidak gampang lelah, alias bugar sepanjang hari.))

Bagaimana cara menghitung kalori yang dibakar? Teman-temin bisa menggunakan aplikasi step counter yang biasanya tersedia secara gratis melalui aplikasi smartphone. Kebetulan milik saya dapat dari Fitbar dan caranya hanya tinggal dijepit di bagian pinggang. Selanjutnya seperti ada sensor setiap kali saya bergerak (menggerakkan kaki) maka step counter mulai menghitung.


Lumayan, untuk menempuh 1 km (setara dari rumah saya ke mall pulang-pergi), saya membutuhkan 3.000 langkah dengan nilai kalori sekitar 100 kcal. Bisa dibilang sambil menyelam minum air; olahraga jalan sekalian ngeceng di mall. Hahaha. 

Setidaknya saya bisa memberikan rata-rata 70kcal per hari, harapannya sih semoga bisa memberi lebih di hari-hari berikutnya.


Dan ngga lupa, selalu siapkan Fitbar di dekat kita biar ngga kecolongan jajan sembarangan! Hahaha.


Gimana teman-temin? Berani donor kalori juga seperti saya? Kita masih butuh sekitar 3,5 juta kcal, lho! Yuk ikutan, masih ada waktu hingga 30 April 2016, nih! 
(ppssstt, pendonor kalori terbanyak ada hadiahnya, lho).

Bagaimana caranya?
  1. Daftarkan ke www.fitbardonorkalori.com
  2. Isi data diri dengan lengkap
  3. Siapkan alat penghitung kalori (bisa menggunakan aplikasi di smartphone, smartwatch, atau pedometer beneran) dan mulai beraktivitas.
  4. Setiap selesai beraktivitas untuk satu hari, foto bukti kalori yang sudah dikeluarkan dan unggah ke web fitbardonorkalori.com
  5. Semakin banyak total kalori yang disetor, semakin banyak kita memberikan sumbangan untuk anak Indonesia.

Yuk hidup sehat dan giat kumpulkan kalori untuk anak Indonesia!

See you on my next post!
---**---

Referensi:
  • http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/03/29/o4rm9h335-unicef-asia-tenggara-miliki-masalah-obesitas-dan-gizi-buruk
  • http://www.worldbank.org/in/news/video/2015/04/23/double-burden-of-malnutrition-in-indonesia
  • http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/16/03/18/o484we384-begini-upaya-pemerintah-turunkan-masalah-gizi-di-indonesia
*disclaimer: produk dan stepcounter disediakan oleh pihak FItbar, namun keseluruhan ide tulisan merupakan asli dari pengalaman nyata penulis yang diolah berdasarkan press release terlampir.

You May Also Like

6 komentar

  1. Wih keren nih donor kalori, banyak gerak banyak donor kalori ya

    BalasHapus
  2. Duh noniq aku selalu iri lihat bodymu yg ngga bisa gemuk, enak banget hyahahah jadi termotivasi nih biar bisa kurus, hosh hosh janji rajin olehraga lagi :)

    BalasHapus
  3. Kurus ternyata harus tetap waspada kolesterol ya. Badan boleh kurus tapi kolesterol belum tentu renyah.

    BalasHapus
  4. jd pgn ikutan donor kalori jg nih mbk, sehat langsing pulak

    BalasHapus
  5. Bwahahaha, aku juga orang yang banyak makan tapi gak bisa gemuk XD Tapi pas periksa, alamak~ kolesterol, darah rendah bla bla bla bla bla bla~ XDDDD

    Aku sih gak demen nyemil ya, lebih suka makan besar, dan untungnya udah 2-3 tahunan ini demen olahraga, jadi agak kebantu. Makanan pun sekarang udah jaga banget, aku kurangi makanan dari bahan hewani, syukurlah sekarang udah gak error lagi, gak gampang ngantuk, gak berasa berat walaupun sebenarnya aku tergolong seperti orang yang anorexia hahaha~

    http://farrelandmerry.blogspot.co.id

    BalasHapus
  6. memang perlu donor kalori itu, biar menjadi pola hidup sehat, bagus mbak... saya juga suka donor kalori,
    mau nanya mbak, fitbar itu kalo dimkan setipa hari bagus gk mbak...?

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).