Membahas Novela Labirin Delapan Eva Sri Rahayu Bersama MIMDAN

by - Selasa, Juli 05, 2022


Baru-baru ini, grup WA keluarga saya lagi ramai karena adanya salah satu anggota keluarga - sepupu sih tepatnya, gemar membagikan cerita bersambung. Ketika saya tanya, "Itu novel kamu? Hebat banget!" Eh, ternyata, dia hanya meneruskan cerita tersebut dari grup WA dia yang lain. Merasa penasaran, sayapun mencari asal-muasal cerita tersebut, yang ternyata berasal dari novela yang diterbitkan di sebuah platform online. Wow! Saya sempat kagum, bukan karena novela-nya, tapi terhadap makin banyaknya platform online sebagai wadah menerbitkan cerita yang memudahkan penulis dalam mempublikasikan karyanya. Hal tersebut mendukung makin banyaknya variasi kategori tulisan yang dapat dinikmati di platform online. Bukan hanya mengenai fiksi, romansa, dan fantasi saja - tapi juga novela dengan unsur edukatif yang mengandung nilai sejarah dan budaya.

Teman-temin suka baca novela, ngga?

Berhubung saya akhirnya makin tertarik dengan urusan platform novela online, ngga pakai lama sayapun langsung hadir ketika melihat ada pengumuman di linimasa mengenai event IG Talk @merajut_indonesia bersama teh Eva yang membahas tentang Sejarah dan Budaya Dalam Novela Platform Digital. Pembahasannya tidak lain dan tidak bukan mengacu pada novela teh Eva yang berjudul Labirin Delapan.

Iya, jadi ceritanya, teh Eva Sri Rahayu, salah satu penulis asal Bandung favorit saya, sedang on going menerbitkan novela terbarunya di salah satu platform online dalam bentuk cerita bersambung berjudul Labirin Delapan. Uniknya, genre tulisannya adalah sci-fi alias fiksi ilmiah, gabungan fantasi dan petualangan bertemakan sejarah serta budaya yang terkandung di Candi Borobudur.

Edun ya, bahasan yang berat tapi ketika baca novelanya tuh seru abis dan ngga nyangka malah jadi bisa mempelajari Candi Borobudur dari sudut pandang yang lain!

Keunikan dari bahasan IG Talk ini tentu saja kenapa Teh Eva memilih kategori fiksi sejarah dan budaya? Bahasan yang cenderung susah, ribet, dimana semua penulis kebanyakan memilih genre fiksi sehari-hari yang umum seperti drama, romansa, tragedi ataupun horor. Yang bikin mencengangkan adalah, demi pembuatan novela ini Teh Eva benar-benar melakukan riset mengenai detail Candi Borobudur dengan sangat mendalam sejak 2019. Luar biasa!

Omong-omong tentang Candi Borobudur, saya bersyukur masih sempat bisa mengunjunginya sampai ke puncak stupa, karena dengar-dengar dari teman saya yang berlibur ke Candi Borobudur beberapa waktu lalu, sekarang pengunjung sudah tidak bisa masuk ke dalam candi, hanya bisa sampai pelatarannya saja. Dengan ini tentunya jadi nilai tambah untuk novela Teh Eva karena mampu memvisualkan pembelajaran Candi Borobudur di tengah-tengah petualangan si karakter utamanya. Harapannya tentu, novela ini mampu menjadi salah satu bekal pengetahuan untuk mereka yang belum pernah menginjakkan kaki ke Candi Borobudur. Karena kita tidak tahu kapan lagi pengunjung diizinkan menikmati relief Candi Borobudur ataupun mengintip dalamnya stupa. Saya sendiri terakhir ke sana sekitar tahun 2017-an, lho, udah lama banget!

Satu jam IG Talk yang saya tonton sungguh tidak terasa karena perbincangan antara teh Eva dan sang pembaca acara yang tidak lain dan tidak bukan adalah teh Evi yang merupakan saudari kembarnya sangat menarik dan sarat ilmu. Tidak hanya seputar proses penulisan novela Labirin Delapan, namun juga serba-serbi seputar penulis secara umum. Beruntung pertanyaan saya sempat dijawab mengenai; Bagaimana membuat mind-mapping dalam proses kepenulisan novela. 

Iya donk, saya kan ingin kembali aktif menulis setelah libur panjang selama pandemi (ya hamil, ya punya anak, ya sibuk ngasuh anak, haha). Menonton IG Talk ini seperti menghancurkan writer's block saya, kembali memotivasi saya, memberikan banyak inspirasi - apalagi ketika mengetahui platform novela online juga bisa menjadi wadah cuan lho, jadi penulis tidak perlu khawatir tulisannya tidak menghasilkan, hehe.

Teh Eva benar-benar loyal sekali dalam membagikan dapur rahasia menulisnya - yang saya rasa, ngga semua penulis mau blak-blakan seperti itu. Banyak sekali berbagi ilmu yang penting banget untuk penulis wannabe macam saya ataupun untuk menyegarkan mereka yang sudah profesional. Seperti cara penciptaan karakter utama, mengatur plot cerita, membuat kerangka serta sinopsis, wah bahasan padat sekali malam itu! Teh Eva menjelaskan dengan gamblang, singkat padat dan jelas. Sayang, tidak semua pertanyaan terjawab secara live saat itu - tapi menonton IG Talknya juga sudah dapat banyak masukan, lho!

Nah, pasti teman-temin penasaran, kok IG livenya harus di akun Merajut Indonesia? Bukannya akun personal? Jadi acara bincang IG bersama teh Eva ini diadakan oleh PANDI lewat Program Merajut Indonesia Melalui DIgitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) Jadi, PANDI merupakan Pengelola Nama Domain Indonesia yang membentuk Merajut Indonesia sebagai respons terhadap globalisasi dan modernisasi yang tengah berlangsung bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya yang menjadi ciri masyarakat Indonesia.

Salah satu program Merajut Indonesia adalah Digitalisasi Aksara Nusantara (selanjutnya disebut MIMDAN), yaitu upaya pelestarian dan pengembangan aksara supaya generasi berikutnya tetap bisa mengetahui aksara Nusantara di perangkat digital. Bisa jadi ke depannya melaui MIMDAN, aksara Jawa dan Sunda bisa lebih banyak digunakan oleh bagi generasi muda. Karena memang saat ini MIMDAN sedang aktif melakukan pengumpulan referensi aksara Nusantara, pembuatan dan pengumpulan fonta (font), standardisasi aksara, pendaftaran aksara ke UNICODE, implementasi aksara dalam berbagai perangkat, hingga pendaftaran ke ICANN, hm, menarik, bukan?

Buat teman-temin yang penasaran dengan bahasan teh Eva seputar novela Labirin Delapan di platform online (juga seluk-beluk cara mulai menulis), kalian masih bisa simak IG Live nya disini, atau bisa langsung cek akun instagram @merajut_indonesia, ya!

Sampai Jumpa di tulisan berikutnya, 

Stay healthy!






You May Also Like

1 komentar

  1. Untuk novela aku belum nemu, banyaknya novel yang aku baca di platform digital dan itu lumayan panjang. Nah, ini ternyata ada tentang kak Eva Sri tertarik banget sama novel Labirin 8. Kesan misteri dan thriller sejarah bikin penasaran. Terima kasih sharingnya!

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).