Everyone's private driver. Begitulah tag yang tertulis ketika saya membuka salah satu dari sekian jasa transportasi berbasis aplikasi yang sedang hits belakangan di Indonesia. Yeap, ngga lain dan ngga bukan aplikasi itu adalah UBER. Sudah pernah dengar? Sudah pernah nyoba?
Jujur banyak komentar pro dan kontra yang menghampiri saya ketika saya mempromosikan Uber pada kerabat dan teman-teman saya melalui jejaring sosial dan messenger (maksudnya sekalian bagi-bagi kode promo, kan lumayan tuh saya bisa dapat jatah free ride).
'Apa itu Uber?'
'Ih, kan masih ilegal tuh di Bandung?'
'Bener gitu lebih murah?'
'Serius aman?'
'Apa? Pake hp? Ribet ngga?'
Tentunya komentar terakhir diucapkan oleh mereka yang masih agak gaptek dan tidak bisa memaksimalkan smartphone high-end mereka dengan baik selain daripada untuk whatsapp-an dan BBM-an. Jadi sebenarnya apa sih Uber? Gimana sih pakainya?
Kebetulan beberapa waktu lalu, saya menghadiri sosialisasi Uber Bandung bersama Blogger Bandung yang diadakan oleh idGeekGirls dengan perwakilannya mbak Ratri, disana saya menyimak mbak Cynthia selaku perwakilan Uber Bandung dan wow, saya langsung sangaaattt antusias untuk bisa mencobanya sendiri, bahkan rasanya daftar tempat tujuan yang ingin saya datangi dengan Uber langsung tersusun rapi di otak saya,
But yahh.. hanya ada satu kendala yang sempat membuat saya bingung.