Undangan Pernikahan: Online Atau Fisik?

by - Senin, Februari 25, 2013


Pernikahan. Sebuah kata yang sakral, sebuah fase hidup, pencapaian terhadap suatu proses: mempersatukan, yang entah kapan saya akan  mengalaminya. Arti pernikahan buat saya sangatlah penting; suatu peristiwa sekali seumur hidup (sungguh saya beriman agar mampu memilih orang yang tepat untuk bersanding di pelaminan) yang bisa saya kenang, banggakan dan ceritakan pada generasi saya kelak - persis bagaimana orang tua saya melakukannya terhadap saya dan saya senang sekali mendengar kisah cinta kedua orang tua saya.

Tujuan pernikahan bagi saya satu: untuk saling membahagiakan satu sama lain. Terdengar mudah? Tapi jalan untuk meraihnya sungguh berliku-liku. Membahagiakan melalui menyatukan pola pikir, saling berbagi prinsip dan kebiasaan, mau berbesar hati terhadap banyaknya perbedaan hingga kemauan untuk mengubah sesuatu yang awalnya tidak mungkin. 

Salah satu ujian dalam mempraktikan "membahagiakan pasangan" tersebut biasanya ketika pasangan dihadapkan dalam mengatur acara pernikahan mereka. Sering saya mendengar bagaimana sebuah pernikahan mewah dan elegan ternyata menyembunyikan banyak kisah pahit; ketidaksesuaian budaya terlebih selera, perbedaan tatanan acara yang diinginkan, menu makanan (!) bahkan yang seringkali menjadi akar masalah: uang.

Salah satu bentuk tatanan meja makan untuk
para undangan di acara pernikahan. GettyImages.
Berhubung keluarga saya anggotanya banyak, saya seringkali terlibat dalam mengurus acara pernikahan dan biasanya yang menjadi bagian saya adalah segi estetikanya atau keindahan; mencakup setiap detail dalam dekorasi, souvenir hingga undangan pernikahan. Nah, undangan pernikahanlah yang ingin saya bahas di tulisan kali ini. 

Saya dan pasangan memang masih lama melangsungkan pernikahan (mungkin 2 tahun, 5 atau 10 tahun lagi?), tapi tidak jarang kami membahas bagaimana bentuk pernikahan kami: kecil-kecilan atau besar-besaran. Kecil-kecilan yang saya maksud hanya acara pemberkatan di tempat ibadah dan sebuah resepsi yang hanya mengundang sanak saudara yang memang dekat (bahkan sangat dekat) dan kerabat kami masing-masing yang juga dekat, yah.. Hitung-hitung total para undangan di bawah 100 orang. Sedangkan untuk besar-besaran ini bukan hanya sekedar acara pemberkatan dan resepsi, tapi juga upacara adat yang notabene dari pihak pasangan saya, belum lagi kami berdua bisa dibilang berada di tengah keluarga besar yang kalau mau membuat hajatan maka semua anggota keluarga di penjuru bumi harus ikut. Bisa dibayangkan mendata seluruh keluarga kami dalam semalam saja tidak cukup.. Itupun belum termasuk kerabat kami dan kerabat keluarga. Kalau begini bukan jumlah para undangan yang dihitung, tapi angka jumlah uangnya juga. 

Undangan Pernikahan, Pentingkah? 

Tentu saja. Pernikahan itu adalah sebuah kebahagiaan - buat saya, dan tentunya saya harap pembaca juga berpikir demikian, kalau pernikahan hanya untuk cari stress atau sekedar main-main ya coba dipertimbangkan lagi - sehingga tentunya lebih lengkap jika kita ikut bagikan kepada orang-orang yang kita harapkan bisa sama-sama merasakannya.

Menengok sejarah pembuatan undangan pernikahan, ternyata pada zaman dahulu kala undangan pernikahan pertama kali disebarkan secara lisan. Mengapa? Karena masih banyak masyarakat yang belum bisa membaca. Lambat laun, undangan pernikahan dibuat menggunakan tulisan tangan - yang seringkali dilakukan oleh orang-orang yang ahli di bidang kaligrafi karena tulisannya bagus. Banyak dari keluarga juga memiliki lambang keluarga ditambahkan ke undangan sebagai sarana untuk mengidentifikasi keluarga untuk mereka yang hampir buta huruf.

Berbeda dengan sekarang, proses pembuatannya lebih gampang dibandingkan masa lalu. Tapi toh tetap, membuat undangan pernikahan itu susah-susah gampang, karena tujuannya berbagi kebahagiaan; semua proses perencanaan dari pembuatan, isi, sampai undangan diterima harus benar-benar merefleksikan perasaan kedua mempelai - jangan sampai ketika undangan diterima malah sebaliknya mendapat cibiran, saya sering sekali lho menyaksikan hal itu (misal: undangan yang dianggap murahan, isi undangan yang dianggap tidak berkesan, foto pasangan yang tidak layak, cara kedua mempelai menyerahkan undangan, dll). 

Keluarga saya terdiri dari berbagai macam kategori usia, lintas generasi dan budaya - bahkan sampai lintas bangsa! Bisa dibayangkan berapa banyak uang yang harus saya keluarkan untuk membuat undangan yang benar-benar sesuai dengan selera mereka (apalagi yang sudah termasuk usia lanjut) demi mereka datang ke acara saya dengan hati sukacita dan merasa spesial karena telah saya undang. 

Undangan Pernikahan Fisik dan Undangan Pernikahan Online 
Tidak mungkin kan saya membuat berbagai jenis undangan untuk masing-masing kategori? Tidak, bagi saya yang modalnya segini-segini saja. Membuat satu jenis undangan untuk sebuah acara pernikahan saja repotnya setengah mati apalagi banyak jenis? Teringat ketika saya menemani saudara saya memilih bahan kertas untuk undangan pernikahannya, dia bahkan rela mendatangkan bahan kertas undangannya dari luar negeri hanya untuk mendapatkan tekstur serat yang bagus untuk ditulisi tinta khusus. Ada lagi teman saya yang tidak mau repot-repot dengan kertas akhirnya mengirimi saya sekeping CD undangan pernikahannya berisi lagu dan slide undangannya, sampai pada akhirnya saya menerima undangan pernikahan hanya melalui sosial media. 

Hmm.. Sepertinya bentuk undangan pernikahan sudah makin berkembang menjadi makin praktis, makin simple dan efektif, tapi jangan-jangan semakin praktis dan mudah dibuat, media undangan tersebut malah menurunkan makna undangan pernikahan sejatinya : "mengajak ikut berbahagia" menjadi sekedar formalitas "kami nikah lho..."

Memang benar undangan pernikahan fisik masih digandrungi calon pasutri sampai saat ini, apalagi untuk para orang-orang tua yang masih berpegang pada budaya timur mengenai etika kesopanan, mereka lebih merasa dihargai ketika undangan itu diantarkan sendiri oleh calon pasangan sambil keduanya memohon restu. Tapi setelah dipikir - pikir, bagi kami kaum muda (seperti saya) yang lebih mengutamakan sisi praktis tapi mengena: buat apa undangan fisik, repot-repot bikin undangan toh pada awalnya kertas import tersebut berakhir di tempat sampah (saya melakukannya), walaupun mungkin sebaliknya bagi si calon pasutri, undangan tersebut akan disimpan bahkan dibingkai menjadi kenangan bagi mereka - bukankah lebih baik melalui sosial media dimana hampir semua daftar teman ada disana, tinggal klik "publikasikan" dan semua orang tahu acara kita dan tinggal pilih mau datang atau tidak. 

Jadi, kesimpulan bahasan saya mengenai "berapa jenis undangan yang akan saya buat untuk memenuhi selera para calon undangan saya?" Ya, saya pilih KEDUANYA: Undangan pernikahan fisik dan undangan pernikahan online. Keduanya sama-sama penting buat saya dan masing-masing tidak bisa menggantikan fungsi jenis lainnya. Kepada siapa masing-masing jenis undangan ini ditujukan? Tentunya semuanya melalui proses pertimbangan; etika serta kepraktisan, dan hanya calon pasangan yang tahu. Saya bahkan sempat melakukan survey kecil-kecilan terhadap teman sosial media saya apa pendapat mereka tentang undangan pernikahan, dan memang hasilnya 50-50 alias seimbang.

Penerima undangan pernikahan fisik akan lebih saya tujukan kepada: keluarga yang dituakan ataupun senior di kantor, yang juga karena berbagai pertimbangan teknis secara teknologi dirasa tidak mampu menerima undangan pernikahan online. Saya tidak munafiklah kalau beberapa dari keluarga saya masih gaptek bahkan yang tinggal di pedalaman juga masih susah menemukan koneksi internet, boro-boro undangan pernikahan online. Mungkin, saya bisa mengajarkan mereka untuk tidak gaptek tapi buat saya secara pribadi, saya merasa egois dan kurang manusiawi untuk memaksa mereka untuk kepentingan saya, dan saya juga tidak ingin ada masalah hanya gara-gara undangan pernikahan. Alasan lain, saya bisa memberikan "sentuhan artistik" saya secara nyata dan tidak dibatasi apapun melalui media ini. Media ini juga mendekatkan saya dengan para calon undangan, karena sambil menyerahkan undangan tentunya kita bisa sambil berinteraksi, bercerita, berbagi pengalaman ataupun menerima nasihat dari mereka yang sudah lebih dulu mengarungi bahtera pelaminan. Oiya, saya bahkan dengan nekat menanyakan atasan saya bersediakah beliau datang ke pernikahan saya jika saya mengundangnya secara online? Jawabannya datar: "tidak" karena merasa tidak dihargai dengan cara itu dan bagaimana beliau lebih memilih undangannya diserahkan sendiri. Saya juga tidak bisa memaksa kan kalau begini? 

Undangan pernikahan online akan saya tujukan untuk orang-orang yang memang memilih untuk menerima undangan pernikahan online yang mengutamakan simple dan praktis, yang hanya perlu: nama pasangan mempelai, hari, tanggal, waktu dan tempat. Mereka tidak peduli dengan jenis kertas, sisi elegan sebuah undangan, keunikan cara membuka undangan. Mereka hanya mau "klik klik". Mereka adalah sanak saudara yang di luar negeri, kerabat-kerabat profesional yang sehari-harinya hidup dengan teknologi, mereka aktifis dan penyayang lingkungan yang mengurangi penggunaan kertas sehari-hari - yang pada akhirnya tega membuang sebuah undangan pernikahan fisik seharga Rp. 10.000 ketika acara sudah usai (Itu sungguhan lho!) . Merekalah yang akan saya kirimkan undangan pernikahan online. Nyatanya, memang beberapa sanak saudara saya memang sudah dari jauh hari mengatakan pada saya untuk tidak perlu repot-repot mengirimkan undangan, cukup via surat elektronik ataupun telepon mereka akan datang. 

Lagi-lagi saya jadi berpikir dimana nilai estetikanya? Kembali kepada makna undangan pernikahan: Apakah keinginan saya untuk mengajak mereka ikut berbahagia dalam hajatan saya bisa tersampaikan melalui undangan pernikahan online? 

Undangan Pernikahan Online Datangya.com 

Demo Undangan Pernikahan Online Datangya.com
Ternyata kekhawatiran saya dijawab sempurna oleh Datangya.com, sebuah penyedia layanan undangan pernikahan dalam bentuk website yang menjamin berbagai kemudahan disertai fitur-fitur modern yang membuat undangan pernikahan bukanlah sesuatu yang merepotkan tapi tetap bermakna dan berkualitas.

Praktis, Simple, Keren, dan Canggih 

Datangya.com menjamin pembuatan undangan pernikahan online yang serba praktis, pengguna hanya tinggal klik: pilih sendiri tema undangan yang disukai, warna favorit dan konten yang akan dimasukkan. Simple. Webpage Datangya.com sangat mudah dinavigasi bahkan bagi pemula yang ngakunya tidak mengerti apa-apa pasti dijamin langsung menjelajahi segala fitur hasil besutan anak bangsa ini. Varian templatenya? Jangan khawatir! Karena semuanya serba keren, modern, dan tidak kampungan - dan yang lebih penting, akan selalu update dengan desain-desain terbaru yang wah. Mengapa? Karena para desainer templatenya adalah mereka-mereka yang sudah berpengalaman di bidangnya. Penawaran konten Undangan Pernikahan Online ala Datangya.com juga tidak kalah ekslusif dari undangan pernikahan fisik lainnya. Kecanggihannya patut diacungi jempol, apalagi para pengguna mampu membuat peta lokasi sendiri menggunakan fitur mapping locationnya. Bukan tidak mungkin isinya yang mencakup: Home, Love Story, Resepsi, Keluarga Besar, Denah & Guestbook bisa-bisa dianggap lebih lengkap ketimbang undangan kertas biasa? 

Go GREEN!
Melalui Datangya.com Kita bisa mulai ikutan kampanye sayang lingkungan penghematan kertas: hemat biaya dan yang lebih penting peduli hutan. Pasti pembaca mengerti kan kalau kertas terbuat dari serat kayu dan mendukung kampanye Go Green, yang secara tidak langsung akan mengurangi penggunaan kertas.

Setiap proses produksi kertas memerlukan bahan baku - yang pada umumnya berasal dari kayu ditambah bahan kimia, air dan energi dalam jumlah besar dan tentu saja. Diperlukan 1 batang pohon usia 5 tahun untuk memproduksi 1 rim kertas. Secara garis besar, untuk memenuhi kebutuhan kertas nasional yang sekitar 5,6 juta ton/tahun diperlukan bahan baku kayu dalam jumlah besar yang mahal dan tidak dapat tercukupi dari Hutan Tanaman Industri (HTI) Indonesia. Nah, apalagi kita sebagai pasangan yang akan menikah - semakin banyak para calon undangan makin banyak undangan fisik dari kertas yang dibuat. Jika saja kita bisa menghemat penggunaan kertas, secara tidak langsung kita yang ikut menyelamatkan beberapa pohon untuk masa depan. 
Varian tema Undangan Pernikahan Online Datangya.com
yang bisa dipilih
It Only Takes a Minute with full music
Serius! Undangan Pernikahan Online Datangya.com tidak seperti undangan pernikahan fisik yang hasilnya bisa dilihat beberapa minggu kemudian, undangan melalui media website ini bisa diselesaikan dalam satu hari, bahkan hitungan menit! Para pengguna juga mempunyai kebebasan sendiri dalam mengatur konten/isi undangan masing-masing mereka juga dalam memasukkan latar belakang musik untuk semakin menambah atmosfir romansa dalam undangan kita. Ini nih yang saya suka, berarti artinya saya mampu membuat undangan yang mencerminkan keunikan karakter saya dan pasangan sendiri - pastinya bebas berkreasi seperti membuat undangan pernikahan fisik. Penasaran? Ayo, buru-buru menikah deh!

(Private) Special Invite dan Tipe mengundang via Facebook & Email
Siapa bilang undangan pernikahan online kesannya mass invitation yang dianggap sekedar woro-woro ada yang mau nikah? Di Datangya.com terdapat fitur "Special Invite", di mana kita bisa menuliskan secara langsung kepada siapa undangan ditujukan dan yang pastinya  akan membuat para undangan kita merasa dispesialkan dan tidak merasa diberi undangan 'ala kadarnya' untuk sekedar ikut "meramaikan acara saya".  Bahkan untuk menjamin kerahasiaan (sebagai pertimbangan pribadi) - special invite juga bisa bersifat private di mana calon undangan akan diberikan link khusus. Dan bukan hanya itu; undangan Datangya.com bisa dikirim langsung via facebook ataupun email. Yang terpenting hemat waktu'kan? Kita tidak perlu lama-lama sibuk mencari nomor kontak teman yang dituju, siapa sih generasi muda yang tidak memiliki facebook zaman sekarang?

Mobile Phone Support
Wah kalau yang ini sepertinya tidak perlu dijelaskan panjang lebar: Datangya.com juga bisa diakses melalui ponsel pintar Anda! Tidak perlu repot-repot menghidupkan komputer saat akan membaca undangan karena bisa langsung di akses saat itu juga dari ponsel melalui alamat http://m.datangya.com/. Mengagumkan sekali!

Mari Bicara Harga dan Garansi.

Rp. 250.000,00 mencakup semuanya, istilahnya "sudah nett, gan". Bahkan yang lebih berani lagi Datangya.com menjamin uang kembali jika pasangan mempelai batal nikah. Wah? Sepertinya benar-benar ingin memanjakan semua penggunanya ya? Dengan biaya segitu para calon pasutri bisa mengundang siapa saja - coba bandingkan dengan undangan rill konvensional. Sebuah undangan, taruhlah harganya Rp. 5.000,00 mengundang 100 orang saja sudah Rp. 500.000,00?! Wah... Berbeda jauh kan? Belum lagi kalau para undangan malah tidak jadi datang, dan undangan kitapun akhirnya mubazir dan berakhir di tong sampah. Menggunakan Datangya.com, kita tidak perlu takut undangan pernikahan online berakhir di tong sampah, ataupun hilang dimakan ngengat, tidak perlu bayar mahal untuk impor kertas juga.

Wujudkan Cinta Indonesia
Datangya.com merupakan website yang terdaftar di http://klikindonesia.org/ , karena memang asli konten Indonesia, dibuat dan dibangun oleh orang Indonesia,  dan yang lebih menarik: servernya juga di Indonesia. Jadi? Kalau ngaku orang Indonesia yang bangga akan produk bangsa bisa mulai dengan menggunakan produk anak bangsa yang sekali lagi.. peduli lingkungan.

Berbisnis dengan Datangya.com

Bisa dibilang pembuatan Undangan Pernikahan Online ini adalah sebuah gebrakan baru di tengah budaya Indonesia yang masih memegang erat budaya timur dalam hal kesopanan, kelemahlembutan, cara bertutur kata dan menjaga tali silaturahmi antar sesama. Masih banyak masyarakat yang masih belum mengerti makna online. Tidak jarang orang tua yang mendengar anaknya main internet pasti dianggap hanya sekedar chatting ataupun bersantai-santai di depan - padahal siapa tahu anak-anak tersebut sedang menciptakan sebuah fitur baru di internet yang akan semakin memajukan bangsa.

Begitu juga dengan konsep Undangan Pernikahan Online ini, secara pribadi saya rasa Indonesia masih akan memerlukan waktu yang lama (sukur-sukur bisa lebih cepat) untuk benar-benar merubah pola pikir beralih ke dalam dunia digital dari jenis-jenis kebiasaan yang konvensional.

Tertarik untuk ikut mengembangkan dan memajukan budaya Indonesia? Salah satunya bisa bergabung dengan ikutan program afiliasi Datangya.com. Disini kita sama-sama mengenalkan produk Undangan Pernikahan Online ke khalayak umum, menghimbau orang untuk mulai mengenal arti efisiensi dan yang pasti: hemat berkualitas serta ramah lingkungan! Tidak perlu khawatir tentang segala segi estetika, makna undangan, citra penghormatan - tulisan saya di atas sudah membuktikannya.

Bagaimana Caranya? 
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satunya melalui menjadi reseller. Disini kita bisa menawarkan produk undangan pernikahan online dari Datangya.com kepada calon pasangan yang akan menikah, keuntungannya? Bisa berupa keuntungan langsung dari penjualan produk Datangya.com atau bisa juga berupa diskon untuk reseller saat akan membeli produk Datangya.com untuk kepentingan pribadi.

Ada juga tawaran bagi para desainer grafis untuk ikut berpartisipasi dalam menyediakan desain template berkualitas ke Datangya.com, bukan hanya mendapat bonus dari hasil penjualan desain tapi desainer akan diberi royalty! Tidak main-main bukan? Jadi tunggu apalagi. Kunjungi website Datangya.com dan cari tahu lebih lanjut program afiliasinya.

Indonesia dan Teknologi

Saya berpikiran positif akan masa depan bahwa bangsa Indonesia akan mencapai sebuah tingkat dimana pemerataan teknologi akan menyebar hingga ke pelosok, koneksi internet akan mencapai seluruh daerah-daerah yang awalnya bahkan tidak ada listrik. Semuanya mungkin? Tentu saja, dimulai dari kita sendiri. Maju terus karya anak bangsa, maju terus Datangya.com.


----ooo0000ooo----

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Datangya.com

Sumber :
  • Opini dan reportase pribadi milik penulis
  • Gambar - gettyimages dan Datangya.com
  • Artikel Datangya.com
  • http://weddings.lovetoknow.com/wiki/Wedding_Invitation_History
  • http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/02/17/diperlukan-1-batang-pohon-usia-5-tahun-untuk-memproduksi-1-rim-kertas/
  • http://widikrisna.wordpress.com/2012/06/22/budaya-timur-masih-merupakan-budaya-indonesia/

 ----ooo0000ooo----
Update 3 Maret 2013
Terima kasih kepada DatangYa.com yang telah memilih tulisan ini sebagai Pemenang Hadiah Hiburan 30 Blogger Terbaik Kontes Blog Datangya.com - dengan tema “Undangan Pernikahan Online”. GBU.

You May Also Like

17 komentar

  1. Salam kenal, mba Noniq.
    Komplit tulisannya. Semoga sukses :-)

    BalasHapus
  2. Awww... bener kata mba leyla, komplit plit plit tulisannya. Jadi ga pengen ke lain hati ngebacanya :D, sukses ya mba. :)
    Salam
    -vee-

    BalasHapus
  3. waaahhh keren sekali tulisannya..... :-)
    sukses yaaakkk....
    oya silahkan mampi mampir http://farichatuljannah.blogspot.com/2013/02/datangyacom-ahlinya-undangan-pernikahan.html
    makasih :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah mampir ke blognya mbak Icha, tulisannya juga ga kalah keren nih ^^
      Semoga sukses juga..

      Datangya emang keren banget :)

      Hapus
  4. Wah noniq ikutan lomba lagi..

    Btw emang sih undang pernikahan sekarang walaupun yang fisik makin lama makin bagus (+mahal) - hal2 ini itunya makin ribet ya.. Apalagi ngirim dll.. Rasanya pengen yang cepet kilat terus RSVP nya juga cepet jadi ketahuan sapa yang dateng sapa yang ga..

    Moga menang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih, Janice!

      Emang bener kalo online kayaknya lebih mudah RSVPnya..

      Hapus
  5. Untuk saat ini, kayaknya undangan online masih belum bisa menggantikan undangan fisik mba.
    Makasih udah mampir ke blog saya.

    Nitip link artikrl lomba saya ya..hehe

    http://www.cumikriting.blogspot.com/2013/02/Berbagi-Kebahagiaan-Melalui-Undangan-Pernikahan-Online.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya juga bilangnya di masa depan kok :) kalo untuk budaya di Indonesia masih susah untuk 100% menggantikan undangan fisik karena masih terbatasnya pengetahuan, berpegang erat pada etika kesopanan dll, lalu koneksi internet yang masih minim di pelosok.
      Tapi namanya berpikir positif ga dilarang kan? Di luar negeri, eyang kakung sudah bisa buka email dan video call kenapa eyang kakung di negara kita tidak bisa? Ya harus bisa juga suatu saat...


      Terima kasih kunjungannya ^^

      Hapus
  6. wuih.... nggak pernah bisa berkata apa apa kalo mampir ke blog sista yang satu ini ^_^
    udah berapa kali kita berkompetisi dan setiap pula itu pula ane harus mengangkat 2 jempol untuk artikelnya .
    keren sista..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha.. Ternyata makin kesini tapi masih banyak teknik blogging yang aku masih belum paham, tapi makasih buat pujiannya.

      Sama-sama sukses selalu ^^

      Hapus
  7. Ehh.. aku kira noniq mau ngirim undangan nikah... ihihihi..

    Aku setuju sama pendapat mu...

    Tapi dulu aku gak respek lho sama orang yang ngundang merit pake media online (dulu kan kebanyakan lewat FB). Apalagi kalau orang yang kita kenal deket. Kalau karena kendala jarak dan biaya mungkin oke lah lewat online...

    Buat orang2 tertentu, undangan fisik itu tetep perlu.

    Yang online juga boleh2 aja, tapi jangan yang ngasal, misal cuma ngetag di FB aja... Datangya bisa jadi solusi menurutku... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih lama miss mizha...!! Hehehe
      Iya aku juga kalo pake FB apalagi kalo yang nulisnya pendek2 kayak cuman woro2 gitu, ga ada esensinya. Tapi kalo pake DatangYa menurut aku sih bisa memunculkan kembali "value of wedding invitation" soalnya ga sebatas tulisan standar doank ^^

      Makasih kunjungannya...

      Hapus
  8. jaman udah semakin canggih ya ^^
    selain web bisa juga bikin event facebook. memudahkan memang ;)

    BalasHapus
  9. Kunjungan balik ^^ Wah, lumayan lengkap nih, semoga sukses!

    Terima kasih atas jejaknya di: http://miftahulfalah.blogspot.com/2013/02/kirimkan-undangan-pernikahan-online.html

    BalasHapus
  10. Mudah2an makin rame nih yang ikutan...dan semoga menang...sampai jumpa di lain lomba....

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).