Wisata Geopark Ciletuh: Jajaki Pulau Mandra dan Pulau Kunti

by - Rabu, Juli 20, 2016

Halo teman-temin, melanjutkan kembali kisah liburan saya ketika berlibur ke Geopark Ciletuh, tulisan kali ini akan bercerita tentang perjalanan saya ke Pulau Mandra dan Pulau Kunti. Bagi yang ingin membaca bagaimana persiapan dan perjalanan saya ke Geopark Ciletuh, boleh mampir dulu ke tulisan Serunya Naik Motor ke Geopark Ciletuh dari Bandung biar lebih afdol.

Untuk mencapai pulau ini, kita harus melakukan perjalanan air, menyeberangi teluk dengan menggunakan kapal yang bisa disewa dengan harga sekitar Ro 500ribu-800ribu untuk perjalanan pulang-pergi, termasuk di dalamnya alat snorkeling (namun kata saya, lebih baik bawa sendiri agar lebih terjamin kebersihannya).
Lokasi Pulau Mandra dan Pulau Kunti dari Pantai Palangpang
Bisa dilihat dari peta posisi Pulau Mandra dan Pulau Kunti yang terletak memang agak jauh dari Pantai Palangpang, tepatnya Pantai Ratu, penginapan saya. Namun saya cukup beruntung karena selain penyeberangan dengan kapal langsung dilakukan tepat dari depan penginapan saya, saya juga mendapat harga sewa kapal yang cukup terjangkau, yaitu Rp 500.000,- Kebetulan saat itu saya bersama teman-teman lain sejumlah tujuh orang, jadi pembagian harganya bisa lebih murah. 

Kegiatan plesir ke pulau-pulau di sekitar Teluk Ciletuh ini lebih baik dilakukan ketika pagi hari sekitar pukul 08.00, paling siang pukul 10.00. Tidak lain dan tidak bukan karena jarak pulau yang memang cukup jauh, satu kali perjalanan membutuhkan waktu sekitar satu hingga satu setengah jam! Belum lagi kalau kita berangkat terlalu siang, sinar matahari terlalu menyengat membuat sakit di kulit (dan kulitpun tetap bakalan gosong walaupun sudah pakai sunblock spf tinggi sekalipun, suer, saya sudah buktikan!).

TIPS PERJALANAN KE PULAU MANDRA dan PULAU KUNTI
1. Selama di perahu, gunakanlah baju lengan panjang, celana panjang, dan sepatu. Bagi mereka yang tidak ingin kulitnya gosong. Karena efek tanningnya sekejab dan mantap!
2. Simpanlah barang di dalam dry bag. Bisa jadi, kita tidak tau kapan ombak datang dan dari arah mana.
3. Bawa bekal, terutama air mineral. Cuaca yang panas rentan membuat kita dehidrasi.

Untuk teman-temin yang suka mabuk laut, saya sih sarankan jangan dipaksakan kecuali sudah siap mental menghadapi gejolak ombak yang kadang bikin was-was, angin yang bisa bikin mual, juga panas terik matahari yang nyelekit.

Namun, kuncinya, ya, tetap satu: kudu dinikmati. Saya bersyukur teman-teman yang berada satu perahu termasuk awak kapalnya pada happy dan menikmati perjalanan, jadi rasa mualpun mampu tergantikan oleh tawa ceria.
Pulau Mandra
Arus ombak di sekitar Pulau Mandra ini agak besar ketika saya berkunjung, jadilah saya tidak terlalu lama singgah di pulau yang terdiri dari banyak batu karang ini. Pulau tidak berpenghuni ini banyak ditumbuhi pohon beringin dan ilalang.


Berdampingan dengan Pulau Mandra, terdapat Pulau Manuk. Disebut Pulau Manuk karena memang banyak burung camar yang tinggal di pulau tersebut, bahkan saya sempat melihat ada satu dua burung elang yang sedang memantau dari puncak bukitnya.

Sebenarnya, sih, kalau saya ingat-ingat lagi, pemandu kami (yang sekaligus mengemudikan kapal) ngga pasti juga saat menyebutkan nama satu-satu pulau yang kami datangi. Kami juga saat itu tidak sempat melihat posisi pulau lewat GPS karena memang sinyal di perairan benar-benar tidak bisa diandalkan.
Menghampiri gua di daerah Pulau Kunti
Beberapa orang sepertinya sempat salah kaprah menyebutkan bahwa Pulau Kunti bersebelahan dengan Pulau Mandra, padahal kalau kita lihat berdasarkan peta Google, Pulau Mandra berdampingan dengan Pulau Manuk, sedangkan untuk mencapai Pulau Kunti kita harus menempuh perjalanan lagi sekitar tujuh menit dengan perahu.

Dan, jangan-jangan... Bisa jadi Pulau Kunti yang saya singgahi ini sebenarnya Pulau Manuk? HAH?!

BISA JADI!
Batuan tertua di dunia ada di Geopark Ciletuh
Tapi toh saya tidak rugi mengunjungi setiap pulaunya, unik dan eksotik. Salah satu pulaunya tersusun dari bebatuan yang konon, para ahli geologis bilang, termasuk batuan tertua di dunia! Hebatkan?
Pulau Mandra
Oiya, sepanjang perjalanan menuju pulau-pulau ini, kita banyak disajikan dengan berbagai pemandangan batu karang yang eksotis dan unik, di antaranya adalah Batu Batik dan Batu Punggung Naga, namun saya tidak bisa memotretnya dengan baik, karena perahu kerap bergoyang gegara ombak yang cukup besar saat itu. Apalagi ombak yang menuju bebatuan tersebut cukup keras dan intens sehingga kami mengambil pilihan tidak berlabuh dekat sana.

Siapa tau pengalaman teman-temin berikutnya bisa membahas lebih lanjut Batu Batik dan Batu Punggung Naga. hehehe...


Oke, sampai bertemu di tulisan berikutnya!

You May Also Like

8 komentar

  1. Bagus mba tempatnya pengen nyoba kesana

    BalasHapus
  2. Baguss ih mba :D
    kapan tapi ya bisa kesana :3

    BalasHapus
  3. wah keren juga tempatnya...hanya aksesnya aja agak sedikit terlihat melelahkan...hehehe...

    BalasHapus
  4. Waah emang seruu banget menjelajahi geopark ciletuh ini, ahhh jadi mau kesana lagiii, biar tambah eksotik (baca gosong) hahhaa..

    iya niy, pas denger namanya pulau kunti dr sang guide, langsung merindiing hihiii dan bulu kuduk berdiri menyusuri pulaunya .

    BalasHapus
  5. Ah Noniq, bikin saya ngiri aja. Pengen atuhlah saya ge main jarambah begitu. Jangan di Soreang terus... *Lho kok curcol* :)))

    BalasHapus
  6. Wah, itu kapal perahu atau kapal motor kak? Bagus ya mbak tempatnya, sepertinya saya akan sering main kesini soalnya isinya traveling yeeeeeah :)

    BalasHapus
  7. kemarin abis dari pulau kunti, tapi ga ke pulau mandra nyaa

    BalasHapus
  8. Nyesel saya kemarin pas di Ciletuh mengabaikan permintaan teman buat explore Pulau Kunti

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).