Wisata Geopark Ciletuh: Curug Awang, Curug Tengah, dan Tebing Panenjoan

by - Kamis, Juli 28, 2016


Berwisata ke Geopark Ciletuh sudah pasti wajib menyambangi Curug Awang, Curug Tengah, dan Tebing Panenjoan. Ketiga tempat ini berada dalam satu wilayah. Satu zona, saya menyebutnya. Sebenarnya ada satu curug lagi yang berdeketan dengan kedua curug (air terjun) ini, yaitu curug Puncak Manik, namun kala itu saya tidak sempat mengunjunginya karena keterbatasan waktu liburan.

Jika teman-temin bukan masyarakat asli Sukabumi, maka hanya ada dua pilihan waktu untuk mengunjungi tempat ini, yaitu ketika akan memasuki kawasan Geopark Ciletuh atau ketika meninggalkan kawasan. Karena memang obyek wisata ini pas berada di area masuk Geopark Ciletuh. Bisa dilihat pada peta, jarak Curug Awang hingga ke kawasan utama Ciletuh Geopark itu sekitar 17 km atau sekitar satu jam. Tidak perlu khawatir karena kondisi sepanjang jalan juga sudah beraspal dan cukup lebar.


Tentu masih ingatkan, kalau pengalaman saya pertama kali ke Geopark Ciletuh ini dengan mengendarai motor. Hal itu yang menjadi pertimbangan saya untuk tidak ke Curug Awang ketika saya memasuki kawasan Geopark Ciletuh di hari pertama; bingung nyimpen barang-barangnya!

Memang apa bedanya dengan hari terakhir? Nah, ini yang bikin saya bersyukur buanggett! Teman-teman baru yang saya jumpai ketika bersama-sama ke Pulau Mandra (karena waktu itu butuh banyak barengan biar biaya kapalnya murah), malah ikut bergabung menjadi satu tim liburan bersama saya, jadi kami kemana-mana bareng. Kebetulan mereka juga dari Bandung dan beruntungnya mereka membawa mobil.

Jadilah ketika ke Curug Awang dan Curug Tengah, barang-barang yang ada di motor saya titipkan dulu di mobil mereka. Puji Tuhan.
CURUG AWANG
Curug Awang dari kejauhan
Tuh, dari kejauhan Curug Awang yang besar terlihat!

Curug Awang dan Curug Tengah berada di kawasan yang sama. Dari pintu masuk hingga parkiran kita harus menempuh jalanan berbatu selama kira-kira 15 menit. Dari parkiran kita akan disambut dengan pemandangan hutan yang layaknya Amazon, keren banget! Perbukitan nan hijau, pepohonan pisang, pematang sawah, dan tumbuhan liar.

Menyambangi Curug Awang ada dua pilihan, mau dari atas atau dari bawah. Kalau dari atas, berarti kita tidak bisa melihat air terjunnya, hanya melihat aliran airnya saja. Namun daerah sungai bagian atasnya cukup dangkal untuk berenang. NAMUN, hati-hati arus air cukup deras dan jika kita terlalu dekat dengan ujung air terjun, bisa keseret!

Pertengahan bulan Agustus tahun 2015 lalu, Curug Awang sempat memakan korban anak muda yang bermain di ujung air terjun dan akhirnya terseret arus hingga jatuh dari tebing air terjun setinggi 17 meteran itu. Duh.
Tracking menuju Curug Awang
Karena tidak merasa yakin kuat melawan arus, maka saya memilih untuk melihat Curug Awang dari bawah saja deh. Artinya saya harus tracking menuruni bukit dengan sudut kemiringan sekitar 70 derajat! Curam! Belum lagi menapaki tanah yang licin. Memang sih ada bantuan tali tambang yang terikat pada patok-patok berjarak setiap dua meter, tapi patoknya sudah banyak yang goyah dan talinya lepas entah kemana. Hampir horor banget situasinya. 

Bersyukur setelah 20 menit kami sampai di Curug Awang.



Puas dari Curug Awang, kami kembali harus mendaki tebing lagi yang mana terasa lebih berat dibandingkan ketika saat menuruni. Hahaha.

Kami menuju Curug Tengah!

CURUG TENGAH
Curug Tengah dari kejauhan
Jujur, perjalanan menuju Curug Tengah ini yang paling menantang dan dilematis. Karena memang kami buta arah dan sama sekali tidak menggunakan pemandu. Kami hanya diberitahu warga lokal untuk berjalan mengikuti arah pematang sawah mengikuti arus air sungai. Nah lho!

Di bawah terik matahari yang menyengat, nyamuk dan belalang di sekitar sawah, belum lagi kami harus menjaga langkah kami agar tidak menginjak padi yang baru dipanen. Sempat terbersit saya tidak ingin ke Curug Tengah, sudahlah cukup hanya dengan menatap Curug Tengah dari kejauhan.

Namun, sekali lagi beryukur mempunyai teman-teman setim yang benar-benar pantang menyerah, mereka telaten menyusuri pematang sawah, naik-turun undakan terasering mengikuti petunjuk satu persatu warga lokal yang kami temui.
Menuju Curug Tengah, Geopark Ciletuh.
Hingga akhirnya setelah sekitar satu jam kami menemukan jalan setapak yang lebih parah kondisinya dibandingkan jalur ke Curug Awang. Kami kembali harus menuruni bukit nan curam, bahkan kami menggunakan bantuan ranting dan dahan pohon untuk menuruni bukit, karena kondisi tanah yang berlumut dan licin rawan membuat kita terpeleset.

Benar-benar perjuangan, karena akhirnya kami sampai di Curug Tengah. 
Sujud syukur kepada Tuhan YME.




Sayang, ya, airnya keruh, tapi asli, segar buanget!

TEBING PANENJOAN


Hati-hati ketika menelusuri lokasi Tebing Panenjoan di Google Map, kita bisa saja diarahkan ke Gunung Panenjoan. Bukan itu! Tebing Panenjoan merupakan pinggiran bukit yang terletak pas di pintu masuk kawasan Geopark Ciletuh.

Saya sendiri awalnya tidak menyangka kalau halaman yang mungkin luasnya hanya sekitar 6 x 10 meter, mungkin, merupakan area Tebing Panenjoan, tapi nyatanya, iya. Usut punya usut, lokasi ini berada di samping rumah makan Panenjoan, bisa jadi namanya ikut disebut Tebing Panenjoan.

Dari sini kita bisa melihat seluruh kawasan Geopark Ciletuh dari atas. Tidak kalah dari Puncak Darma yang di dekat Pantai Palangpang, hanya saja kalau dari Tebing Panenjoan kita lebih banyak disuguhkan dengan tampilan perbukitan yang tertutup permadani lahan hijau nan luas. Indah banget!

Memang tidak terlalu banyak yang bisa dilihat di Tebing Panenjoan, kecuali kita mengambil waktu sejenak untuk rehat di rumah makannya. 

Saya tidak sempat mampir ke rumah makan Panenjoan karena waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore dan saya harus langsung ke Bandung, takut terlalu malam dan yang paling ditakutkan, kalau hujan! 

Namanya juga plesir naik motor...

Teman-temin ada yang tertarik berwisata ke Geopark Ciletuh?


Oke, sampai bertemu di tulisan berikutnya!

You May Also Like

19 komentar

  1. Alamaak.. bagus banget itu.. sekelilingnya juga mantap pemandangannya..

    BalasHapus
  2. curug tengah emang medan jalannya paling krodit,waktu iru sampegelantungan dipohin juga.

    Wah, padahal gampang loh, kalo mau minta bantuan ada PAPSI disana perkumpulan anak muda yg siap mandu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya, super banget itu pas ngelewatin harus manjat pohon.

      Saya sempat telp PAPSI, teh, tapi pas disananya susah banget dihubungi, ditelp ngga diangkat T_T pas ngga jodoh kali.

      Hapus
  3. keren banget pemandangannya

    BalasHapus
  4. Jadi pengin main ke sini :)
    salam sehat dan semangat

    BalasHapus
  5. nice view mbak...masih baru ya mbak tempat wisata ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya di Sukabuminya sudah lama, ya. Baru mulai tereksplornya kayaknya setahun belakangan ini mungkin ^^

      Hapus
  6. ih cakep banget ya.. wisata alam selalu punya hal yang menenagkan buat diri yaa

    BalasHapus
  7. Jadi ngiler ingin kesana untuk selfie di curug dan menikmati pemandangan yang massyaallah indahnya

    BalasHapus
  8. Komplit pisan acara jalan2 di Ciletuh, Niq! Mantap euy!

    BalasHapus
  9. fotonya keren2 mba, jadi pengen liburan lagi deh ;p

    BalasHapus
  10. Tempatnya asyik... fotonya bagus-bagus lagi..

    BalasHapus
  11. Akuuuu pengen ke sana. Hampir jadi tahun kemarin terus bentrok sama kegiatan lain, ga jadi, deh. Huhuhu pengen ih ke sana.

    BalasHapus
  12. Jalanannya lumayan terjal juga ya itu mbak

    BalasHapus
  13. wahhh seru banget jalan-jalannya.. kalau bawa anak usia 3 tahun masih aman gak ya? terima kasih

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).