Restumande: Masak Makanan Padang Jadi Mudah

by - Sabtu, Juni 20, 2015


Kecintaan saya akan masakan Padang itu kira-kira bermula sejak empat tahun lalu (ya bukan berarti sebelumnya saya ga pernah makan masakan Padang, maksudya bener-bener demen sampe ga bisa bedain antara doyan dan rakus gitu), saat saya masih bekerja di sebuah kantor konsultan yang hobinya ngelembur terus. Nah, ceritanya si bos ini terobsesi banget dengan masakan Padang, jadi setiap kali abis ngelembur, pastilah kita ditraktir ke restoran Padang; dari yang pinggiran sampe yang tengah kota. Dan saat itu saya yang masih suka jaim gitu,

'What?! Masakan Padang? Dakukan seleranya yuropean,' #congkak (maafkan kekhilafan sayah, memang waktu itu belum disadarkan akan nikmatnya masakan Padang). Jadilah tiap kesana saya cuma pesan ikan mujair goreng kalo ngga telor dadar yang sepotongnya harga tujuh ribu itu.

Suatu kali, saya curhat dengan abang saya mengenai kebosanan saya dibawa terus ke restoran Padang ini, ceritanya emosi memuncak gitu (settingnya detik-detik sebelum resign #curcol).
'Emang tiap kesana kamu beli apa?' Tanya kakak saya.
'Telor dadar, kalo ngga mujair goreng,'
'Walah!!' Ejeknya keras, 'Kalo ditraktir bos mah pesen yang mahal kale!' Ya, dia memang racun! 'Pesan ayam pop kek atau rendang gitu. Masa telor dadar?'

Dan begitulah akhirnya untuk pertama kalinya (dan yang terakhir kalinya ditraktir bos, karena abis gitu ciao dari sonoh) saya memesan rendang, dan... Rancak bana!! Baru ngeh donk saya, ternyata rendang itu uenak tenan! Bahkan semua kuahnya masakan Padang aja; dari yang warna coklat tua, kuning, hingga oranye, sayah doyan semuwah (terus lupa masakan yurop).

Tadinya saya mengira setelah resign bakalan jarang makan masakan Padang (karena ibu saya juga jarang masak begituan - bukan karena sering masak yurop tapi demennya numis doank, hahaha), eh taunya malah makin sering! Gara-gara si pacar cinta banget masakan asli Indonesia yang kaya akan rempah-rempah itu. Jadilah bukan sekedar makan, saya juga kudu belajar masaknya.

Termasuk rica-rica, gulai, juhu singkah (gulainya orang Kalimantan) dan tentu saja bintang utama kita... Rendang! Hadeuh, memasak masakan Indonesia itu butuh perjuangan! Mulai dari cari bumbu ke pasar, terus harus buka resep kalo belum hapal, ngulek bumbu (kadang diblender) dan sebagainya.

But... Mari kita sorakkan Hore! Hore! Hore! Karena Restu Mande sudah tiba! Restu Mande? Apa pula ini? Jadi Restu Mande ini adalah pelopor rendang kemasan yang juga menyediakan bumbu Padang instan; yaitu rendang siap santap yang ngga perlu dimasak lagi. Awalnya sih produk rendang kemasan ini hanya ditujukan untuk para pelanggan rumah makan bernama sama, Restu Mande, yang ingin membawa pulang menu rendangnya, tapi mungkin lama-lama terinspirasi juga untuk membagikannya untuk khalayak umum #ciyehh... Dan bukan hanya rendang saja lho, ternyata, namun ada juga bumbu Padang siap olah yang memungkinkan kita memasak masakan Padang tanpa capek.


Nah, kali ini saya berkesempatan untuk mencicipi tiga jenis produknya dari empat; Bumbu Gulai Daging, Bumbu Gulai Ikan, dan Randang Padang Original Taste. Satunya adalah Randang Padang Spicy Taste - ini belum dicoba karena.. 
Plis, aku tidak ingin menghabiskan semua rasa ini begitu saja. #apa sih.

1. BUMBU PADANG RESTU MANDE | BUMBU GULAI DAGING


Ok, yang pertama bagi teman-teman yang doyan pedas, bisa mencoba Bumbu Padang Restumande yang satu ini. Saya bahagia banget lho berkesempatan mencoba memasak bumbu gulai daging. Say babai to repot pokoknya. Berhubung saya orangnya cukup konvensional, setiap kali memasak gulai saya memang sukanya ngeracik sendiri gitu (ala-ala koki profesional padahal berantakan dapurnya juga), namun pasti deh, memakan waktu yang lama: karena total waktu belanja, waktu persiapan, waktu memasak, hingga waktu bersih-bersih, belum lagi energi yang terkuras, luamma banget, napsu makan sudah keburu hilang duluan. 

Solusinya? Kadang saya suka beli di pasar/supermarket bumbu gulai yang sudah jadi - tergantung mau masak untuk berapa ons. Jadi kalau yang di pasar tuh suka ada bawang putih, bawang merah, kunyit, lengkuas yang sudah dihaluskan, tinggal penjualnya yang ngeracikin. Sisanya kita tinggal tambah santan (+ penyedap sesuai selera). Harganya juga murah, bumbu untuk sekilo daging tidak sampai sepuluh ribu, beda bangetkan dengan Bumbu Padang Restumande?

Etapi jangan salah, baru saya sadar juga itu bumbu yang di pasar saya juga ngga yakin sudah berapa lama; apalagi baru saya sadar kadang warna-warna bumbunya sudah pada kusam dan menghitam (kayak bawang putihnya gitu). Sedangkan untuk bumbu Restumande ini selama tidak dibiarkan terbuka di suhu ruang, bisa bertahan hingga 1,5 tahun lho, kalau sudah dibuka ya, ngga mungkin juga dibiarkan tergeletak di sana tanpa diolah. Wkwkwk.



Satu kotak kemasan terdiri dari bumbu untuk 8 ons daging/ikan dan seplastik daun-daun dan bubuk (yang katanya berasal dari 16 rempah-rempah yang masih diproses manual; disangrai dan digiling). Cara masaknya cukup mudah bisa dibaca di kertas yang terselip di dalam kotak.


Bahan tambahannya hanya santan aja. Saya biasanya meres kelapa sendiri sih untuk santan (#pelit, ga mau beli santan #ngakak). Acara memasakya sebenarnya cukup singkat, yang bikin lama adalah, kalau ngga punya panci presto kayak saya kudu ngerebus agak lama agar dagingnya empuk (modus biar dapet panci ini).

Dan hasilnya, jeng-jeng-jeng!


Hadoh, ini nikmat banget disantap dengan nasi panas! Bumbunya pas banget, kalau takarannya benar, rasanya benar-benar menikam jantung hati ini! Lekohnya pas, citarasa Indonesia asli - saya ngga pake acara nambah garam atawa gula. Dan tau kata adik saya yang baru-baru ini saya sadari dia adalah penyuka masakan Padang sejati?

'Ini baru namanya gulai! Ini pas banget rasanya lho!'

Gulai daging ini ada rasa pedasnya yang buat saya agak nusuk-nusuk nikmat gitu di lidah, asli bikin saya minder... Jadi selama ini saya itu kalau masak gulai sebenernya masak apa sih?! #jedotin kepala.

Ok, mari kita cus ke kemasan berikutnya.

2. BUMBU PADANG RESTU MANDE | BUMBU GULAI IKAN


Nah, yang kedua adalah Bumbu Padang Restumande gulai ikan. Secara isi kemasan, perbedaannya adalah adanya asam kandis sebagai bumbu pelengkap yang hadir bersama daun-daun kering di salah satu plastik (bisa dilihat di foto). Konon si asam ini untuk menghilangkan anyirnya ikan.


Gagal mendapatkan kepala kakap di pasar, akhirnya saya menyiasatinya dengan menggunakan fillet ikan tuna - ya, saya juga aslinya ngga terlalu bisa makan kepala ikan juga sih. Masalahnya ngga nemu gitu gimana cara makan kepala ikan lha wong ngga ada dagingnya (betewe, ini postingan kebanyakan curcol kayaknya). Oh iya, jangan lupa siapkan santan, ya. Hanya santan (dan air).


Untuk lama durasi memasaknya lebih singkat jika dibandingkan ketika memasak gulai daging, kira-kira setengah jam, gulai ikan sudah siap disantap! Rasanya? Nikmat jugak! Hadeuh saya sampai meneteskan air mata penuh haru. Hanya saja, rasanya lebih strong yang gulai daging, kalau rasa gulai yang ini lebih ke arah manis unyu-unyu gitu, tapi tetap garang ala Padang banget. Tidak ada rasa pedasnya, makanya kalau kata saya: rasanya jinak. Hahaha.


Dan, fyi, gara-gara rasa gulai yang ini tidak pedas (sama sekali), saya hanya nyicip dikit banget! Sisanya dihabiskan oleh saudara-saudara saya yang kebetulan sedang silaturahmi ke rumah yang ngakunya ngga suka pedas (bilang aja doyan kali ya...).

Last but not least.

3. RANDANG PADANG RESTU MANDE | PELOPOR RENDANG KEMASAN


Ini dia yang menjadi favorit saya! Rendang Padang dalam kemasan! Yay! Cocok bagi kita-kita yang doyan rendang tapi ngga bisa masaknya #ngakak. Ngga! Saya bisa sih masaknya tapi untuk rasa masih belom lulus aja gitu kalo mau buka restoran Padang - saya mah niatnya diundang makan gratis aja di restoran Restu Mande - aih, kode lagi deh sayah.

Hus, hus, jadi rendang padang ini yang awalnya dispesialisasikan untuk take away pelanggan Restumande, sekarang malah jadi bawaan wajib mereka penyuka rendang yang doyan travelling, yang mau umroh, yang lagi puasa terus berbuka di jalan, dan kamu-kamu yang pastinya penasaran gimana ini rasanya rendang Restumande tapi ngga bisa datang ke Bandung, hehehe. 


Kemasannya lebih kecil jika dibandingkan kemasan untuk bumbu Padang, well, sebenarnya sih ada dua jenis kemasan; 125 gram isi dua potong dan 300 gram isi 5 potong - kebetulan saya dapat yang isi dua potong. Cara makannya? Ya, tinggal makan aja, kan dagingnya sudah dibumbui. Serius. Tapi berhubung saya nyimpannya di kulkas, jadilah sebelum makan saya panaskan dulu di penggorengan (saya ngga punya microwave nih). Memanaskannya juga cukup singkat, paling sepuluh menit dengan api kecil.


Kalau dilihat itu bumbunya menggumpal gitu ya, soalnya beku-beku langsung saya masukin ke wajan terus dipanaskan dengan api kecil hahaha #lapar kudunya kan didiamkan dulu/dikukus/ditim biar ngga beku amat gitu. Jika dibandingkan dengan ketika memasak sendiri, hadeuh, kayaknya sudah habis waktu deh: mulai dari ngeracik dan ngeblender bumbu, nungguin bumbu meresap ke daging, menanakkan daging hingga empuk sampai akhirnya siap dimakan. Bisa-bisa satu setengah jam sendiri (soalnya ngga ada yang bantuin) - keburu laparnya hilang.


Beda kalau pakai Rendangnya Restu Mande, asli SUEDAP BANGET lho ngga pake lama. Rasa rendangnya otentik banget, bumbunya benar-benar kental dan terasa di lidah (padahal sempat saya tambah air lho tanpa ditambahkan garam/gula lagi). Untuk satu kemasan ini mungkin ditujukan untuk satu orang, ya, Tapi berhubung kemarinan saya jaim dan lagi berbaik hati jadilah satu kemasan saya bagi-bagi buat orang rumah yang pengen nyicip kenikmatan Restu Mande. Hehehe.

SEKILAS TENTANG RESTU MANDE

Jadi Restu Mande ini adalah Restoran Masakan Padang yang sudah berdiri sejak tahun 2004 milik Pak Amril, seorang pria dari kota Pariaman yang lahir dan dibesarkan di Solok, Sumatera Barat. Dan, fyi, semua bumbu ini katanya Bapak Amril sendiri lho yang racik! Wuih, ruar biasa sekalih.

Prestasi Restu Mande sendiri salah satunya adalah keikutsertaannya dalam pameran 8th Malaysian International Halal Showcase (MIHASS) di Kualumpur Convention Centre, KLCC, Malaysia - bersama dengan lebih dari 40 negara lainnya sebagai bentuk kerja sama dengan Departemen Industri Perdagangan Kota Bandung.

Halal? Ya pastinya donk. Hal ini terbukti dari kepemilikan izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia P-IRT No 8013273011830 dan Bisnis (Halal) Sertifikasi dari Dewan Muslim Keagamaan Pemimpin Indonesia (MUI) No. 01011056740311.

Yang pasti produk Restumande ini aman untuk dikonsumsi karena tanpa pengawet dan MSG, cocok untuk mereka yang tergabung dalam jajaran kelompok penggila food combining :)

Dimana bisa dapat produk Rendang dan Bumbu Padang Restumande?
 Alamat Rumah Makan Restumande: Jalan Brigjen Katamso 64, Bandung
Order (SMS/WA): 08562306040 
Pin BB : 5755BC09
Instagram: @Restu_mande | Website: www.restumande.com

Informasi harga:
Harga Bumbu Padang Restumande  Rp. 22.500,- (Per 10 Juni 2015)
*** Kalau beli satu karton isi 20 jadi @Rp. 18,000/pak
Rendang kemasan (sapi) original taste Rp. 78.000,- 
Rendang kemasan (sapi) spicy taste Rp. 80.000,-
Rendang kemasan (ayam) original taste Rp. 63.000,- 
Rendang kemasan (ayam) spicy taste 65ribu,-

Mahal? Ngga sih kata saya. Soalnya dulu banget pacar pernah bawain bumbu Padang asli dari Padang, dan tau harganya berapa? diatas seratus ribu #aghk, memang sih takarannya untuk satu kilo lebih daging, tapi coba kalau diitung-itung tambah ongkos kirim dan waktu pengiriman, giliran mau makan rendang kudu nunggu tiga hari. Memang sih kalau dibandingkan dengan harga di pasar jauh, tapi lebih aman yang mana hayo..?

Kesimpulannya sih, ngerasain bikin sendiri gulai pakai Bumbu Padang Restumande ini serasa yang jago masak banget, soalnya citarasa asli Indonesianya dapet banget jadi bawaannya dipuji-puji #congkak. Belum lagi rendangnya, hadeuh, belum pernah makan rendang se-effortless ini.

Apa? Kamu masih ngga tau gimana rasa nikmatnya makanan Padang? Silahkan scroll ke atas dan baca lagi dari awal #kejam.

Ah, ya sudahlah segitu aja. Postingan ini ditulis untuk menginspirasi teman-teman yang lagi puasa siapa tau jadi makin semangat puasanya karena udah dapet menu asyik buat sahur dan berbuka. #ciyehh..

Oke deh, see you!!

You May Also Like

16 komentar

  1. aih - kok bisa membius begini artikel noniq, jadi laper dan envy ... hehe

    BalasHapus
  2. cerita bersambung ya? pada episode berikutnya... setelah pesan pesan berikut ini hahaha

    BalasHapus
  3. hmmmm mantap ya Ceu...hihi...enak banget emang ^_^

    BalasHapus
  4. Aduh itu gulai ikannya. Kabitaaaaaaa....

    BalasHapus
  5. bikin ngenceees itu semuanyaa...nggak rasa instan ya maak, asli rendang..keren...aku follow blognya ya pls folbek :) #keb :)

    BalasHapus
  6. sama ih... mantan bos saya jg org padang... jd klo jln ke luar, makannya pasti di resto padang... tp klo lembur, deliverynya ayam bakar terus :))

    BalasHapus
  7. dulu di jakarta ada nih yang jual makanan rendang kemasan.
    tapi sekarang udah ga ada lagi.
    kangen deh liatnya.

    BalasHapus
  8. Aduh ini review-nya bikin ngiler, deh....

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama, aku liat sepintas udh bikin ngiler..aku lanjutin bacanya tambah ngiler pngn ngicipi..hehe

      Hapus
  9. Selalu suka hasil jepretan Teh Noniq. Bagus ^^b
    Walaupun salah besar baca artikel ini sambil puasa. Lapar hiks

    BalasHapus
  10. mbak noniq pinter ya jepretannya bgs...bikin ngiler nih ^_^

    BalasHapus
  11. Wiiiih sedap banget liat foto - foto makanannya. Berkat restumande, sekarang mau masak rendang jadi lebih praktis ya teh ^.^

    BalasHapus
  12. ini sukses bikin aku kgn ama masakan padang buatan mama...tp berhubung mama jauh di medan sana, kyknya memang harus pesen yg iniii!! ^o^ memang ya mba, gulai sumatra itu ga ada yg bisa ngalahin... bumbunya, rempahnya, wanginya,,, hadeeuuhhhh, apalgi kalo pedas menggigit, makin suka akoh!! ^o^

    BalasHapus
  13. Makjreng.....bikin laper itu anu-anuannyaa....... eh tapi rasanya tetep enak kan ya mak? Soalnya ada juga tuh yg merk terkenal. Pas dicoba saya masak malah rasanya amberegul emesyu beneran deh...

    BalasHapus
  14. pagi-pagi buka blog ini langsung aaaah, ga tepat nih aku masih pagi, soalnya fotonya bikin ... btw teteh keren bisa masak

    BalasHapus
  15. Paling enak memang usaha kuliner. Selain karna kebutuhan pokok banyak orang, usaha kuliner juga terbilang susah-susah gampang. Namun akan sangat terasa mudah sekali saat restoran anda sudah dikenal banyak orang. Mau usaha kuliner anda cepat dikenal banyak orang? Gunakan saja take away box Greenpack, logo atau brand restoran anda dapat dicetak secara Gratis! Selengkapnya klik di sini http://www.greenpack.co.id/

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).