Jalan-jalan Aman di Bandung? Cobain Uber Aja!

by - Rabu, September 14, 2016


Uber. Siapa sih yang masih belum kenal dengan jasa transportasi berbasis aplikasi ini? Khususnya bagi teman-temin yang tinggal di sekitaran Bali, Bandung, Jakarta. dan Surabaya, karena memang saat ini layanannya di Indonesia baru mencakup empat kota besar tersebut.

Saya sendiri pertama kali menggunakan jasa Uber di Bandung sekitar satu tahun yang lalu, yang mana sudah saya tuangkan ke dalam tulisan Pengalaman Bersama UBER di Bandung

Hampir serupa dengan calon konsumen lainnya, sebelum memutuskan mencoba Uber, saya sempat galau dan ngga yakin dengan kualitas pelayanannya. Terlebih dengan segala pro kontra yang saat itu sedang berlangsung di setiap kota yang ada Ubernya (bukan hanya di Indonesia namun juga di luar negeri).

Namun nyatanya rasa khawatir, galau serta resah itu mampu dikalahkan oleh alasan: tarifnya lebih murah #jeng! Informasi yang saya dapatkan dari teman, tarif minimal Uber itu hanya Rp. 3.000, yes, tiga ribu rupiah saja. Teman saya mengaku pernah naik Uber dan hanya membayar seharga Rp. 9.000 saja untuk sekali perjalanan. Wow.

Bayangkan: naik mobil, lho. Naik mobil yang hanya ada kita sebagai penumpang, bukan kendaraan umum, lho, dan jenis mobilnya juga dijamin baru, it was just like your own private's car along with your private's driver.

Sekali, dua kali, tiga kali. 
Lho, sekarang saya kok malah ketagihan naik Uber!


Kalau melihat dari bon saya, tuh harga minimalnya bisa Rp. 16.000an saja, lho. Bahkan saya pernah hanya membayar sebesar Rp. 12.000,- saja  (bonnya sudah terhapus di e-mail, tapi ini pengalamannya tetap masih saya ingat, kok).

NGEBOLANG BLOGGING DENGAN UBER
Kalau teman-temin terhubung dengan saya di sosial media yang saya miliki, pasti bakal ngeh kalau belakangan saya (lumayan) sering menghadiri acara blog di luar kota Bandung, terutama Jakarta. Ada yang bilang biasa aja namun sebenarnya buat saya itu luar biasa. Hahaha.

Saya ini kan aslinya penakut, coward, dan ngga beranian. Dulu tiap ada acara blog di luar kota, satu pasukan rumah selalu nganterin saya (ayah, ibu, dan pacar), namun selain boros kan repot juga, yah. Akhirnya saya nekat mencoba ngebolang ke ibukota berbekal smartphone, jaringan internet, dan optimis dengan layanan transportasi aplikasi setelah beberapa kali mencobanya di kota sendiri.

Dan hasilnya? Ya gitu, saya jadi ngerasa acara blog di Jakarta mah ceteklah, ada Uber ini, kemana-mana gampang!

Sebelumnya saya dan keluarga harus mencari informasi dulu jalanan seputar ibukota, rute-rutenya, jalan pintasnya sambil bergumul dengan kemacetan. 

Sekarang sih, saya ngga perlu merepotkan keluarga lagi untuk ngawal saya di setiap acara blog. Tinggal pesan Uber, masukkan destinasi tujuan, sisanya biar pengemudi Uber aja yang mencari jalan.

"Lho? Jasa transportasi umum lainkan juga bisa?"

Beda, ah. Ini, lho yang bikin saya demen dengan Uber.

NYAMAN PAKAI UBER DI BANDUNG
1. JENIS MOBILNYA.

Ini obvious banget, ya. Mobil layanan Uber itu variatif tergantung pengemudinya, jadi ngga kayak layanan transportasi umum lainnya yang notabene seragam. Tipe mobilnya kita bisa pilih tergantung layanannya; Uber X dan Uber Black. Uber X ini merupakan layanan low costnya, mobil yang dipakai seperti Xenia, Avanza, Mobilio, Agya atau Ayla. Sedangkan Uber Black ini versi premium, jenis mobilnya diatas 2000cc macam CRV atau Pajero. Saya belum pernah menggunakan Uber Black, karena memang di Bandung belum ada.

Kenapa mobilnya beda-beda? Ya, kembali lagi ke tagline-nya Uber; Everyone's private driver. Jadi biar penumpangnya ngerasa punya mobil pribadi, gitu. Pas bangetkan untuk konsumen yang pengen jaga gengsi dan pencitraan, hehehe.

Fyi, mobil-mobil Uber itu selalu baru, lho, alias umurnya selalu muda di bawah empat tahun, karena memang batas umur mobil yang digunakan maksimal empat tahun, kalau sudah lebih ya harus ganti mobil baru lagi. Asyikkan?

(Btw, saat ini sudah ada layanan Uber Motor - Uber pakai motor, dan Uber Pool yaitu sharing Uber dengan pengguna lain yang memiliki tujuan searah, tapi sampai tulisan ini dibuat masih belum tersedia di Bandung layanannya).

2. CARA ORDERNYA NGGA REPOT

Mayoritas pertanyaan pertama teman-teman yang saya tawari memakai Uber adalah:

"Uber repot ngga sih? Kok kayaknya ribet banget ya?" Dan begitulah mereka lebih memilih memesan transportasi umum via telepon dan rela nunggu hingga 30 menit hingga mobilnya datang!

Yaelah, cin, masa uda pake henpon 8 jutaan tapi masih buta aplikasi?

Menginstall aplikasi Uber di smartphone itu sama seperti install beragam aplikasi sosial media, aplikasi permainan, hingga aplikasi online shop. Tentu saja semua awalnya butuh verifikasi identitas, namun, percaya deh, selebihnya ngga pake ribet.

Kita hanya perlu menunjukkan posisi keberadaan kita melalui GPS Uber selanjutnya kita akan segera dihubungkan dengan kendaraan Uber yang berada di sekitar kita. Tidak perlu khawatir takut salah dalam menempatkan posisi kita di GPS Uber, karena kalau jaringan internet kita koneksinya lancar, GPS Uber akan segera otomatis mendeteksi posisi kita dengan akurat, kok.

It means, kita bisa memilih lokasi penjemputan kita dimana saja, ngga perlu takut nanti si pengemudi Uber ngga tau dengan jelas alamat kita, karena selama lokasi titik penjemputannya sesuai dengan yang di peta, pasti mereka nemu kok - ini terbukti banget, berhubung lokasi rumah saya cukup terpencil, hihihi.

Seketika ada pengemudi Uber yang menerima panggilan kita, maka secara otomatis layar aplikasi Uber akan memunculkan identitas pengemudi beserta mobil yang digunakan untuk menjemput kita. Inilah fitur Uber yang paling pionir. Namanya juga: everyone's private driver, jadi kita perlu langsung tau donk, mobil kita apaan. Hehehe.

Yang terpenting: Ngga pake lama. Catet.

Sepanjang pelayanan saya menggunakan Uber, ngga pernah tuh harus nunggu lama di atas 10 menit. Pasti antara 2-5 menit, it's true. Dan memang terbukti Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan waiting time Uber yang tergolong cepat dengan rata-rata 4-4,6 menit, mengalahkan Bangkok yang memiliki rata-rata 6 menit.

Hari gini masih nunggu 30 menit nunggu jemputan?

3. BAYARNYA NGGA RESE

Kalau dulu memang banyak teman-teman saya yang males pakai Uber karena sistem bayarnya kudu menggunakan kartu kredit, etapi sekarang uda ngga kok. Sekarang mulai dari registrasi, teman-temin sudah bisa memilih sistem pembayaran tunai, tidak perlu memasukkan nomor kartu kredit seperti pengalaman saya tahun lalu.

Saya sampai harus mencari pinjaman kartu kredit.

Namun, keuntungan buat teman-temin yang menggunakan kartu kredit, tentu saja ngga perlu khawatir lupa bawa uang buat jalan pulang: karena kalau kita sudah menginput data kartu kredit ke Uber, ya kita ngga perlu lagi bawa-bawa kartu kredit untuk gesek bayar Uber. Bahkan walau kita ganti handphone, data kartu kredit kita juga masih terekam, kok.

Dan... Uber ini sering banget ngadain promo, lho. Coba sering-sering deh mantau sosial media mereka, ada aja promo menarik yang ditawarkan bagi para penggunanya.

4. SERIUS NGGA MAHAL!

Yang ini, teman-temin bisa melihat sendiri Uber receipt yang saya tampilkan di atas. Perhitungan Uber ini ada tiga: Car rental, fuel, dan driver. Car rental ini merupakan tarif minimal Rp. 3.000,-. Fuel atau bahan bakar menghitung dari jarak lokasi kita, sedangkan driver berarti biaya jasa kita untuk si pengemudi.

Transparankan?

Perhitungan ini sangat bermanfaat banget ketika kita terjebak macet. Saat macet, tentunya mobil kita diamkan? Jadi kita tidak akan dihitung fuel melainkan hanya driver saja. Berbeda dengan layanan transportasi umum lainnya; seringnya ketika macet argometernya tetap naik tajam.

5. DIJAMIN! IDENTITAS AMAN

"Duh, kalau pesan Uber otomatis si pengemudi Ubernya menghubungi kita secara pribadi, nanti ke depannya nomor teleponku bisa disalahgunakan, nih!" Ujar salah satu teman saya yang namanya tidak mau disebut.

Again, kecenderungan teman-teman saya tidak ingin menggunakan Uber adalah takut privasi nomor telepon mereka tidak terjamin, karena saat kita mendaftar Uber kita wajib memasukkan nomor telepon dan tidak bisa diganti, alias, satu akun satu nomor telepon, jadi janganlah menggunakan nomor telepon sekali pakai kecuali niat bolak-balik bikin akun Uber.

Tapi, sepanjang tahun saya pakai Uber, nih, belum pernah tuh sekalipun saya tiba-tiba dihubungi oleh pengemudi Uber setelah pelayanan selesai. Malah kayaknya saya tuh yang ngarep diajak kenalan kalo pas kebetulan pengemudi Ubernya cakep #terusdijewer.

Yah intinya, keamanan identitas kita terjamin, kok, dan misalnya... Misalnya, kita apes digodain sama salah satu pengemudi Uber di luar konteks pelayanan, kita bisa langsung lapor sama kantor Ubernya langsung, kok. Nanti mereka yang akan langsung bertindak. No need to worry.

6. UPDATE YOUR TRACK

Salah satu kenyamanan saya menggunakan Uber bahkan hingga di ibukota adalah, segala pergerakan saya ikut berpindah ketika saya lagi jalan pake Uber alias always on the map. Walaupun saya ngga gitu hapal jalanan, namun seketika saya melihat lokasi saya cukup jauh dengan lokasi tujuan melalui aplikasi di Uber, saya bisa langsung mengingatkan si pengemudi untuk mengikuti arah yang benar - kecuali doi mau motong jalan.

Saya juga bebas membagikan lokasi keberadaan saya dengan Uber menggunakan salah satu fiturnya "Bagikan PWT" jadi orang-orang terdekat saya bisa mengetahui saya berada di mana.

7. FULL SUPPORT 24/7

Tidak perlu galau menggunakan Uber, karena layanan keluhan mereka aktif 24/7 - nonstop.

Yang pasti, jangan lupa untuk mengisi rating pengemudi Uber dengan benar sesuai dengan tingkat kepuasan yang kita rasakan, karena itu sangat membantu tim Uber dalam menjaga kualitas pelayanan mereka, tentunya.
COBA PAKE UBER, NGGA BAKAL NYESEL
Belum pakai Uber? Yuk, cobain sekarang kalau pas lagi di Bandung. Untuk teman-temin yang baru pertama kali menggunakan Uber, bisa gunakan kode promo saya:

BABDGNONIQ

Lumayan bisa mendapat potongan perjalanan hingga Rp. 30.000,-

See you!


You May Also Like

5 komentar

  1. Teknologi sekarang sangat memudahkan kita ya... Saya belum pernah pakai Uber dan yg sejenisnya. Mungkin kalau pas main ke 4 kota yg ada layanan Uber nya harus nyoba.

    BalasHapus
  2. Semakin pengen ngUBER abis baca artikel.di atas, referentif bget! Makasih dik Noniq atas review lengkapnya

    BalasHapus
  3. Iya banget, naik Uber itu enak. Murah dan aman. Ihiks.. kapan atuh di Soreang bisa ada kapan pun aku butuh? Huhuhu... *malah curcol*

    BalasHapus
  4. Uner emang bikin nyaman dan bikin hati tenaaaang hehehe

    BalasHapus
  5. Wah makasih ni infonya, kebetulan sedang ingin berjalan-jalan ke Bandung

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).