Menatap Tahura dari Tebing Keraton Bandung

by - Selasa, September 20, 2016


Akhirnya saya kesampaian juga mengunjungi Tebing Keraton, obyek wisata yang sedang ngehits (dan ekstrim) di Bandung. Segitu populernya sampai-sampai masyarakat Bandung wajib dan kudu hukumnya untuk mengunjungi Tebing Keraton kalau ngga mau KTPnya dikatain palsu – duh lebay.
Tapi, ya, begitulah, toh akhirnya saya niatin menyediakan waktu khusus di tengah minggu untuk mengunjungi obyek wisata yang katanya menyuguhkan pemandangan Bandung yang dramatis sekaligus mistis.

PERJALANAN MENUJU TEBING KERATON

Pendakian menuju pintu masuk Tebing Keraton, jika tidak naik ojek.
Tebing Keraton ini berada di Dago Pakar, searah kalau kita mau ke Taman Hutan Raya Bandung yang ada Goa Belanda, Goa Jepang, dan Curug Omas. Nah, seingat saya, sorry ya, soalnya bukan saya yang nyetir, nanti saat kita berada dekat gerbang Tahura, bakal ada plang penunjuk jalan bertuliskan Tebing Keraton. Nah, kita tinggal ngikutin arah jalan tersebut.

Kondisi jalan awalnya mulus bak suasana perkotaan, pohon rindang yang diatur dengan baik. Nah, setelah beberapa meter pemandangan akan berganti dengan sawah-sawah dan kebun, pemukiman sederhana tanpa tingkat yang membuat kita bebas menatap langit.

Saat itu saya memang belum mengetahui trik-trik menuju Tebing Keraton ini. Nah, ternyata setelah berkendara beberapa meter kami sampai di pelataran parkir Tebing Keraton dan kami dihimbau untuk memilih naik ojek atau jalan kaki.


“Tebing Keratonnya masih di atas sana, tapi tidak boleh naik mobil,” Ungkap salah satu pemandu lokal. 

Yah, intinya sih, itu cara mereka mencari uang dari pengunjung Tebing Keraton aja, dengan menawarkan ojek dari titik tertentu bagi mereka yang belum pernah kesana.
Masalahnya, harga ojeknya mahal, bok! Untuk perjalanan pulang pergi, kita dikenakan harga Rp 75.000/orang! Padahal jaraknya ngga sampai sekilo. Duh. Memangnya dari dulu hingga sekarang kalo ngomongin pungli obyek wisata ini ngga ada habisnya. 

Akhirnya sayapun memilih untuk jalan kaki.

Yang saya perhatikan, kalau teman-temin mengunjungi obyek ini dengan naik motor kayaknya bakal lebih aman, deh, ngga bakal dicaloin kudu naik ojek kayak saya waktu itu. Jadi bisa langsung tancap gas ke Tebing Keraton langsung.


Perjalanan dari pelataran parkir sampai ke Tebing Keraton itu nyiksa banget! Jauh dan menanjak, terkadang kita akan melewati jalanan berbatu yang mana tajam-tajam dan karena saya pakai sepatu flats sangat terasa banget nusuk-nusuk di telapak kaki.

MEMASUKI TEBING KERATON


Singkat cerita, sampailah saya di Tebing Keraton. Tiket masuk per orang adalah Rp. 11.000,- untuk wisatawan lokal dan lebih mahal untuk wisatawan asing, sekitar Rp. 70.000,-

Awalnya kami menyusuri jalan setapak di tengah hutan. Saat itu siang hari dan panas matahari begitu menyengat. Ada beberapa kursi duduk dan tempat sampah yang disediakan, kita juga bisa pesan tikar kalau mau piknik dengan tarif per jam.

Dan akhirnya sampailah kami di sosok tebing yang dibicarakan. Tebing yang meruncing di ujung dan dipagari kayu agar menjaga tidak ada pengunjung yang jatuh. Wah ternyata saat itu banyak sekali pengunjung ke sana sehingga saya tidak bisa bebas mengambil foto. Terlalu banyak photobomb hahaha.


Apalagi untuk berfoto di batu yang legendaris itu, bukan penasaran malah yang ada hanya ngeri, takut tiba-tiba terpeleset jatuh dan berakhir dengan cerita horor. Ihix.

Akhirnya saya lebih banyak berfoto di hutan sekitaran Tebing Keraton karena lebih sepi dan bebas bergaya ala-ala, hahaha. Sayangnya tidak banyak tempat makan di sana kecuali warung-warung sehingga saya perlu membawa makanan dari luar (yang sebenarnya ngga boleh, hahaha).

Pulangnya, kami kembali harus berjalan kaki! OMG, tapi karena kondisi jalannya menurun jadi lebih mudah dan cepat untuk dilalui. Tapi saya cukup bersyukur karena saya dan keluarga tidak perlu membawa mobil hingga ke dekat pintu masuk Tebing Keraton, karena ya itu, kondisi jalannya masih benar-benar buruk dan menyengsarakan.


Jadi begitu deh pengalaman singkat saya berkunjung ke Tebing Keraton, ada yang mau ke sana juga?


You May Also Like

2 komentar

  1. Akuuuu... Pengen banget ke Tebing Keraton. Gapapa deh jalan kaki nanjak juga. Biar kurus. Dan gaul tentu saja... :))

    BalasHapus
  2. Mantep tebing keratonnya, foto pemandangannya juga

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).