Masih Perlukah ke Dokter Kulit dan Klinik Kecantikan?

by - Selasa, Januari 24, 2017

Perlu ngga sih kita ke konsultasi ke dokter kulit atau melakukan perawatan kulit ke klinik kecantikan?

Menurut teman-temin bagaimana? Namanya juga ngomongin seputar dokter, pasti hubungannya dengan penyakit donk. Kalau kulit teman-temin normal ya memang ngga perlu ke dokter kulit, lah.

Saya sendiri sudah memiliki kulit bermasalah sejak SMP sih, jadi yang namanya bergaul dengan dokter kulit sebenarnya bukan hal baru - malah kalau kata ibu saya: keharusan.

Bruntusan di dahi, punggung, dan lengan sudah saya alami sejak memasuki SMA karena saat itu saya sangat jarang memperhatikan kebersihan, yeaahhh, singkatnya jorok, gitu. Hahaha. Tapi karena dulu saya gengsi kalau dibilang jorok, maka alasan saya adalah: kulit sensitif. Huhuhu.

Sekarang sih sudah tau kalau semua penyebabnya gegara jorok, gitu aja, dan memang di samping itu kulit saya memang rese, jadi kotor sedikit jadilah jerawat. Kan ada juga tuh  beberapa orang yang memiliki jenis kulit bandel yang mau digimanain juga tetap mulus. Oh bless you!

Balik lagi ke pertanyaan, kalau kulit kalian bermasalah mending dirawat sendiri atau dibawa ke dokter sih?
Amateur vs Professional Treatment
Tidak bisa dipungkiri kalau saat ini memang sudah banyak beredar secara bebas obat jerawat di drugstore ataupun supermarket terdekat. Perkembangan teknologi yang pesat membuat kita semakin pintar untuk memilih (menebak-nebak) dan coba-coba berbagai macam produk tanpa perlu konsultasi tatap muka kepada pakarnya.

Saya sendiri, sebagai tukang review produk perawatan kulit dan makeup kadang hanya bermodal nekad dan jarang berpikir dua kali ketika akan mencoba produk baru. Pokoknya suka sama iklannya, cusss, langsung beli.

Apalagi obat jerawat. Pasti teman-temin ngeh donk dengan tulisan review tretinoin saya. Tulisan tersebut murni berbekal dari internet dan nekat. Padahal saya sadar banget dengan resikonya (bikin wajah kering, kemerahan, dan super sensitif) tapi ya toh dipakai juga.


Barulah ketika akhir tahun lalu saya konsultasi di DF Clinic, baru sadar bahwa, ngga bisa asal menggunakan tretinoin, karena memang banyak hal yang harus dipertimbangkan - apalagi jika kita memiliki pola hidup yang tidak sehat (asupan makanan, pola istirahat dan aktifitas yang mampu mempengaruhi kondisi kulit).

See? Ternyata kalau kita hanya seorang amatiran yang ngga paham 100% tentang kulit dan produk untuk kulit, memang ada baiknya melakukan konsultasi.

Seriously, You Need An Expert!

Alasan utama kenapa banyak orang (termasuk saya) seringkali malas ke dokter kulit atau klinik kecantikan adalah:

1) Ngantrinya lama! Ini saya alami bertahun-tahun. Yang namanya ngantri di dokter kulit itu bisa berjam-jam!
2) Obatnya bikin keder karena takut jadi ketergantungan.
3) Biayanya mahal! Mending beli obat yang umum ajah...

Alasan nomor dua ini memang paling kontroversial: obat dokter selalu jadi ketergantungan. Kalau nanti ngga dipakai lagi, kulitnya bakal balik jelek lagi dan malah makin parah!

Nah, ternyata pendapat di atas ini perlu diluruskan.

It's not about the prescription. But it's about your skin.

Karena dibayangi dengan rasa penasaran itu, sayapun memberanikan diri bertanya ke Dokter David DF Clinic ketika sedang sesi kontrol kulit bulanan saya - kebetulan saya juga baru pulang dari traveling yang mana kulit saya balik lagi bruntusan karena tidak tahan dengan udara panas yang menyebabkan saya gampang berkeringat (sambil bercampur debu jalanan).

"Dok, ini obatnya bikin kulit saya ketergantungan, ngga? Ini sampai kapan pakainya? Masa nanti saya ngga bisa pakai produk (untuk review) lain?" Dasar ya saya mentalnya tukang review gitu, dan produk endorse-an sudah menunggu untuk dicoba! OMG.

"Lho, bukan masalah ketergantungan. Tapi balik lagi ke kulit kamu. Kulit kamu sudah siap belum menerimanya (produk makeup dan skincare)?" Dokter David menjelaskan.

"Sekarangkan kulit kamu lagi gini; kering, bruntusan, mana lagi pola makan kamu belum bener," ya iya, kemarin liburan semuanya dimakan gituuhhhh, "Nah, terus kulit yang belum normal dijejelin lagi produk asing...,"

Hm, ya saya manggut-manggut.

Jadi kalau saya mencoba mengambil makna sederhananya adalah: saat kita ke dokter kulit, jelas donk, kulit kita lagi sakit, ibaratnya kalau kita lagi maag, ya ngga bisa sembarang makan gitu. Baru kalau sudah sembuh ya, silakan makan sesuka hati lagi asal tetap dijaga. Gitu juga kulit, ya tunggu aja kalau kondisi kulit kita sudah sembuh, baru deh kita bisa bebas coba produk yang lain, apalagi makeup-an lagi - namun juga ngga boleh sembarang produk dan tetap harus dijaga kebersihan kulitnya.

Jadi sebenarnya bukan obatnya yang bikin ketergantungan. Saya sendiri merasakan kok, kalau kondisi kulit saya sedang fit, sebenarnya mau dicekokin produk apa juga ngga jadi masalah sih.
Self Treatment vs Beauty Clinic?
Duluuuu banget, saya pernah trauma sama yang namanya klinik kecantikan. Maunya di facial agar wajah jadi lebih bersih, wajah saya malah dipencetin ngga karuan sampai keluar dari klinik penampakan saya seperti kepiting rebus: merah dan bengkak!

Untuk beberapa saat  saya sempat jaga jarak sama yang namanya klinik kecantikan.

Baru ketika tahun 2015 saya diajak ke DF Clinic untuk pertama kalinya, saya penasaran dengan beauty treatmentnya karena tergoda dengan embel-embel slogan "Doctor First" dimana mengedepankan pelayanan yang bisa dipertanggungjawabkan karena sesuai dengan prosedur dan konsultasi dokter.

Buat yang belum tau, DF Clinic ini klinik kecantikan namun para pengunjungnya selalu diwajibkan untuk konsultasi dulu ke dokternya, jadi ngga bisa langsung dateng asal minta facial atau filler.

Pertama kali melakukan facial di DF Clinic, saya sempat takut karena lagi-lagi ada prosedur pembersihan komedo yang buat saya ekstrim banget karena dipencetin. Salah satu alasan saya trauma difacial dari awal memang takut dipencetin komedonya, takutnya wajah saya makin bolong-bolong gitu. 

Etapi ternyata pelayanan di DF Clinic ini beda. Tidak seperti facial-facial yang dulu pernah saya jalani. Alias, bikin wajah segar tuh asli hasilnya terasa. Keluar dari DF Clinic wajah bukannya jadi kepiting rebus malah jadi glowing - padahal ngga pakai makeup, hanya krim pelembab sajah.

Cicuiwww...

Nah, pelayanan yang begini yang bikin saya lebih suka perawatan kulit di klinik kecantikan daripada me-time sendiri di rumah. Karena ditangani secara profesional menggunakan produk kulit yang memang terjamin kualitasnya. Secara kalau saya bikin masker di rumah atau pakai pijat-pijat sendiri, uda capek duluan. Hahaha.


Kalau penasaran dengan klinik kecantikan di Bandung, teman-temin bisa coba juga ke DF Clinic ini di  

Jl. Leumah Neundeut No.10, Sukawarna, Sukajadi, Kota Bandung, 
Jawa Barat 40151 
No. Telpon (022)2010593

You May Also Like

11 komentar

  1. Menurut aku sih perlu ya.
    Kalo muka kita lagi jerawatan. Atau memang lagi dalam kondisi yg kurang baik dan susah buat diatasin.
    Konsultasinya ke dokter spkk. Soalnya diklinik kecantikan itu rata2 dokternya dokter umum. Cuma mereka dikasih ilmu sekedar tentang kecantikan. Kayaknya kalo dokter spkk obatnya gak bakal bikin ketergantungan.

    Begitu pendapatku :)

    Roulinasbeautyblog

    BalasHapus
  2. wahh.. kalo aku sih tetep ke dokter kulit.. karena memang ga bisa dipungkiri, ga semua orang cocok dan bisa bertahan hanya dengan skincare.. cuman itu efeknya ya udah kelamaan di dokter jadi agak "ketergantungan" gitu ya

    www.jennitanuwijaya.com

    BalasHapus
  3. kalau aku kalau nggak parah2 banget ya pake yang ada aja di sekitar kak. kalau memang parah baru konsultasi ke dokter.

    BalasHapus
  4. hal pertama ketika sakit memang konsultasi sama ahlinya...

    BalasHapus
  5. Kalo sekiranya perlu maka dokter kulit menjadi sebuah pilihan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setujuuuu, masih butuh dokter kulit hehe

      Hapus
  6. kalau saya sii natural aja,,kalau ada penyakitnya baru ke dokter,,hehe

    BalasHapus
  7. karena aku merupakan prone skin jadi aku masih butuh bangeett, karena ga semua produk bisa langsung cocok. nah kalo lagi ada jerawat atau breakout dll aku biasanya ke klinik kecantikan yang ada dokternya (pasti). aku biasa treatment di Chloe Kalena. Kalo dulu di klinik sblumnya pake krim racikan kliniknya dan bikin ketergantung kalo di Chloe kalena ga bkin ketergantungan. jadi mnurut aku, masih perlu lah dokter kulit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener, aku juga treatment di chloe kalena setelah sebelumnya malah hancur di klinik W. kalo di chloe kalena enaknya pake laser dan ada juga beberapa treatment yang lain tapi tetep aman dan gak sakit macem sebelumnya. dokternya juga ngasih solusi yang pasti (asik) haha

      Hapus
    2. Share donk treatment yg recommended di chloe kalena dan mahal ga?

      Hapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).