Kawasan Wisata Ujung Genteng, Pantai Tenda Biru, Cibuaya, dan Pangumbahan

by - Rabu, Januari 03, 2018

Mengendarai motor selama 7 jam dari Bandung, akhirnya saya sukses singgah ke Pantai Ujung Genteng dari Bandung. Keindahan obyek-obyek wisata pantai yang ada di kawasan ini benar-benar membuat saya tidak bisa berhenti terpukau.

Akhir tahun 2017, saya berhasil mewujudkan keinginan untuk mengunjungi obyek wisata pantai Ujung Genteng di daerah Sukabumi. Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak awal tahun 2017, tapi entah saya ngga pernah sempat untuk menyusun itinerary; apa saja yang akan dilakukan di sana. Sampai menjelang liburan Natal tibapun saya belum punya kepastian jadi berangkat atau tidak; padahal masa liburan saya tidak lama.

Sebenarnya, kegalauan saya memutuskan akan pergi ke Ujung Genteng itu sedikit banyak karena adanya simpang siur berita tsunami, terkait gempa dan badai yang sempat terjadi di kawasan Sukabumi selama bulan Desember 2017. Pastinya pernah dengar kalau antara akhir November dan awal Desember, terjadi badai di Sukabumi, salah satunya di pantai Ujung Genteng yang mampu merobohkan beberapa bangunan di dekat pantai. Sungguh rasa takut dan cemas menyelimuti pikiran saya, apalagi keluarga juga menyarankan untuk saya tidak berlibur ke Sukabumi tahun ini.

Kondisi pasca badai di kawasan pantai Ujung Genteng, ada beberapa bangunan yang sedang direnovasi. 2017.

Namun, semakin dipikir saya malah jadi lelah sendiri. Misterpun akhirnya bersikeras kami akan liburan ke Ujung Genteng, no matter what, entah ada itinerary atau ngga, entah ada penginapan atau ngga, pokoknya tanpa persiapan. Pokoknya kami hanya bersiap seadanya dan berbekal doa; berserah pada Tuhan saja. Dan, memang kemarin merupakan pengalaman kami pertama kali ke Ujung Genteng!

PERJALANAN DARI BANDUNG KE UJUNG GENTENG


Berdasarkan informasi di Google Maps, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan ke Ujung Genteng sekitar 7 jam 42 menit (menggunakan rute yang direkomendasikan; via Cianjur), wow, lama! Bisa jadi faktor usia, saya sebenarnya mulai mudah capek kalau melakukan perjalanan panjang dengan motor, sehingga saya wanti-wanti ke mister; kalau saya maunya jalan santai alias ngga mau ngebut-ngebutan

Kami berangkat dari Bandung sekitar 5.30 pagi. Mister hanya menggunakan kecepatan 30-60 km/jam sepanjang perjalanan; makanya bisa dibilang kami nyampenya lama banget! Belum lagi kami sempat dikerjain oleh Google. Ceritanya Google merekomendasikan jalur alternatif kepada kami, lumayan kalau dari informasinya kami bisa hemat waktu 1,5 jam. Nyatanya? Kondisi jalan yang direkomendasikan jelek banget; berbatu, berlubang, banyak genangan air karena sering hujan. Yang ada, perjalanan kami jadi lebih lama, karena kami harus lebih hati-hati melewati jalur tersebut (karena kami menggunakan motor matic yang tidak cocok dengan kondisi jalan tersebut). Namun kami bersyukur karena cuaca hari itu cerah tanpa hujan, tidak ada mendung sedikitpun!

Jam 1 siang, kami baru memasuki kawasan wisata Ujung Genteng - baru batas kawasannya, ya, di sana terdapat pos jaga dan kami diminta membayar Rp 10.000,- untuk biaya kontribusi. Untuk menuju pantainya kami masih harus menempuh perjalanan sekitar 25 menit. 

Sedangkan untuk waktu tempuh saat pulang, memakan waktu sekitar 9 jam. Kami berangkat sekitar jam 12 siang, dan sampai Bandung sekitar pukul 9 malam. Karena memang kami terjebak hujan sehingga sempat berteduh selama satu jam, belum lagi kami lebih banyak berhenti untuk beristirahat karena sudah lelah, hehehe.

PENGINAPAN DI KAWASAN WISATA UJUNG GENTENG


Tidak seperti yang saya khawatirkan, cukup banyak tersedia penginapan di kawasan pantai Ujung Genteng. Jadi, di kawasan wisata pantai Ujung Genteng ini besar banget dan masih terbagi lagi menjadi beberapa obyek pantai yang bisa dikunjungi.

Banyak penginapan di kawasan wisata pantai Ujung Genteng.

Bisa dilihat pada peta di atas, akhirnya saya memilih penginapan di daerah Ocean View. Jadi tidak tepat di dekat pantai Ujung Genteng, tapi lebih ke barat, tepat di antara area Konservasi Penyu dan Pantai Ujung Genteng. 


Penginapan saya namanya Pondok Nuansa, tuh, sudah ada di Google Map. Pemandangan di depan penginapan saya merupakan pantai. Pantai pasir putih namun kondisinya tidak terlalu bersih - bukan karena sampah, namun karena ombaknya selalu membawa rumput laut, jadi agak geli gitu kalau mau main air di sana, hehehe.

penginapan saya di kawasan wisata Ujung Genteng

Kondisi kamarnya bersih dengan tempat tidur dan kamar mandi dalam, ditambah TV dan AC. Saya mendapat tarif Rp 250.000,- per malam. Buat saya sih lumayan terjangkau, karena dibandingkan ketika saya menginap di Geopark Ciletuh; dengan harga segitu, kamar saya hanya berupa kasur, kipas angin, kamar mandi dalam yang seadanya.

Belum lagi, tersedia dapur bersama di penginapan yang saya tempati; kami bebas membuat mie instan, masak air untuk kopi, atau sekedar pinjam peralatan makan. 

Sungguh beruntung bisa mendapat penginapan dengan harga terjangkau namun fasilitasnya cukup memadai. Apalagi, ketika saya berkunjung ke sana pada bulan Desember lalu, kondisi pantai sedang surut, jadi, hingga 20 meter dari garis pantai, kondisi airnya masih dangkal banget! Sehingga saya makin bebas bermain di pantai yang berada di dekat penginapan. 

MAKANAN DI UJUNG GENTENG

ikan dan lobster bakar serta sop buah ala kawasan wisata Ujung Genteng

Saya sempat kaget, ternyata standar menu ikan laut di rumah makan daerah Ujung Genteng sudah punya standar, yaitu di kisaran Rp 125.000,- per kilo untuk menu ikan bakar, seporsi nasi sekitar Rp 5.000,-. Tentu saja kalau teman-temin memilih menu warteg harganya bisa lebih murah. Tapi karena saya berpendapat, kalau di pantai makannya ikan, ya jadi saya pengen makannya ikan.

Namun, harga segitu tergolong mahal untuk saya, jadilah saya mencoba mengunjungi daerah TPI (Tempat Penampungan Ikan) di Ujung Genteng, memang sih harga ikan perkilonya bisa lebih murah Rp 30.000,- tapi belum termasuk dibakar.

Sedikit saran, berlibur ke pantai itu lebih enak kalau membawa alat bakar dan rice cooker  sendiri, tapi ya sudahlah, lain kali ya. Apalagi untuk perjalanan dengan motor, ngga mungkin banget saya bawa rice cooker dan alat panggangan, boro-boro bawa baju, jas hujan, dan peralatan yang seadanya saja sudah memakan tempat di motor.

Jadilah saya tidak beli ikan dari TPI, melainkan, beruntung, saya menemukan tenda-tenda penjual ikan yang menjual ikan laut segar serta bersedia bakar ikan juga. Harga ikannya bervariasi dari Rp. 30.000-60.000 per kilo, untuk udang dan lobster harganya Rp 150.000,- ukuran udangnya sendiri cukup besar-besar dan gendut, sedangkan untuk lobsternya agake kecil. Harga jasa bakarnya Rp 20.000,- ya sudahlah, daripada saya harus repot-repot bakar ikan - kebetulan di penginapan saya juga tersedia alat bakar ikan sih, tapi ya sayanya males, hahaha.

Saya sempat membeli lobster, satu kilo isinya sekitar 14-15 ekor; duh rasanya jangan ditanya, dagingnya segar dan empuk sekali.

BEBERAPA PANTAI DI KAWASAN WISATA UJUNG GENTENG


Cuaca Ujung Genteng selama saya di sana tergolong tidak bersahabat; pagi dan siang hari seringnya hujan. Bikin saya jadi malas untuk mengambil foto pemandangan sunrise di pantai saat pagi hari. Pun ketika siang, saat saya mau berjemur, lah, malahan hujan, akhirnya saya hanya bisa memandang dari teras penginapan, hehehe. Barulah sore saya bisa mulai berkeliling pantai.

1. PANTAI UJUNG GENTENG

Pemandangan pantai Ujung Genteng

Di pantai Ujung Genteng ini banyak terdapat kapal-kapal nelayan, buanyaak banget, kondisi pasirnya putih dan cukup bersih. Namun karena banyak tali pengikat kapal, saya tidak bisa bebas jalan-jalan keliling, takut tersandung.


Namun banyak terdapat warung makan di daerah Pantai Ujung Genteng ini; mulai dari warung ikan, nasi liwet, dan warteg.

Pantai Ujung Genteng sedang surut, cukup dangkal untuk bisa bermain hingga 20 meter dari garis pantai.

Pantai di depan penginapan saya juga masih masih merupakan area Pantai Ujung Genteng, selain banyak rumput laut yang sering terbawa ombak, pasirnya cukup banyak batu karangnya, jadi agak tajam kalau kita mau berjalan di sisi pantai tanpa alas kaki.


Sayang, cuaca yang mendung, selama di sana saya tidak berhasil mengabadikan foto matahari terbenam yang cukup dramatis, hanya foto ini yang sempat saya ambil satu hari sebelum saya meninggalkan Ujung Genteng.

Sunset di Ujung Genteng di depan penginapan Pondok Nuansa

Pantai Ujung Genteng merupakan kawasan pantai yang seketika menjadi salah satu tempat wisata favorit saya. Kawasannya yang masih asri, penginapan sederhana dengan tarif yang masih terjangkau membuat saya ingin berkunjung lagi ke sini di waktu-waktu mendatang. 

2. PANTAI TENDA BIRU


Untuk mencapai pantai ini, kami harus melalui hutan, jalannya berupa tanah (dan becek karena baru hujan), di sisi jalan merupakan pepohonan yang buat saya agak menyeramkan (dengan diiringi suara gemerisik daun dan jangkrik).

Kami sempat dicegat oleh beberapa warga yang meminta kami untuk membayar tarif masuk pantai seharga Rp 10.000,- kalau dilihat dari kuponnya sih seperti petugas resmi, namun keberadaan para petugas ini tidak menentu; kadang ada kadang tidak, jadi belakang saya berpikir mungkin mereka adalah pungli tempat wisata.

kondisi jalan menuju pantai Tenda Biru

Pantainya luas dan berpasir putih, saya kurang tau kenapa diberi nama Tenda Biru, tapi di daerah pantai tersebut memang banyak tenda-tenda untuk berteduh, dan hutan-hutan yang berada di sisi pantai banyak digunakan untuk berteduh dan piknik para pengunjungnya.

Sepertinya, pantai Tenda Biru ini seringkali dibuat tempat untuk camping, karena banyak terlihat bekas-bekas kayu bakar. Beberapa pengunjung juga terlihat sedang membakar ikan dengan kayu bakar.

Pantai Tenda Biru, Ujung Genteng

Suasana di Pantai Tenda Biru ini sangat tenang, ombakpun hampir tidak ada, tidak ada batu karang yang besar-besar di sisi pantai. Sehingga pantai ini memang (sepertinya) cukup aman sebagai tempat berenang. Saat kami berkunjung, kondisi pantai sedang dalam keadaan surut namun sayangnya cuaca siang itu sudah keburu mendung, yang akhirnya hujan.

Sayapun lebih memilih untuk kembali ke penginapan dari hujan-hujanan yang berujung masuk angin (ya, masa lagi liburan malah sakit?).

3. PANTAI CIBUAYA



Pantai Cibuaya tidak kalah menawan dibandingkan pantai sebelumnya. Kalau pantai Tenda Biru cenderung kalem dan tenang, berbeda dengan pantai Cibuaya yang berombak. Bahkan ombaknya terdengar cukup garang. Namun, ketika saya di sana, ombak cukup jauh dari garis pantai, mencapai pantai, gerakan air hanya seperti genangan saja.

Di daerah ini juga ditemui beberapa perahu nelayan tapi tidak sebanyak di kawasan Pantai Ujung Gentengnya.



Nah, bisa dilihat dari foto, bahwa ombaknya cukup jauh dari garis pantai. Bahkan saat itu memang sedang surut sehingga saya bisa berjalan cukup jauh dari pantai dan ketinggian air bisa dibilang masih dangkal.

Hanya saja yang membuat saya rada serem dan tidak bernyali, karena menapaki daerah pantai Cibuaya, banyak karang, banyak terlihat gurita dan lagi saya sempat melihat ada ularnya! Gurita dan ular yang saya temui sih tergolong kecil tapi kan ya tetep geli, gitu.

4. PANTAI PANGUMBAHAN


Kalau menurut saya, Pantai Pangumbahan merupakan pantai yang paling bagus dibandingkan ketiga pantai di atas yang sudah saya kunjungi. Pantai Pangumbahan terletak di area Konservasi Penyu. Kita harus memasuki kawasan tersebut baru kita bisa memasuki pantai tersebut.

Pantainya seperti gurun pasir, warnanya coklat bersih, karena memang terawat. Hanya saja ombaknya cukup besar sehingga pengunjung tidak disarankan untuk berenang di sekitar pantai tersebut.

Cerita tentang Pantai Pangumbahan ini akan lebih lengkap saya tulis di tulisan tentang Konservasi Penyu, ya.

KESAN-KESAN LIBURAN DI KAWASAN WISATA UJUNG GENTENG


Senang dan puas banget bisa mengunjungi Ujung Genteng, kondisinya ketika saya ke sana, pantainya tergolong bersih jika dibandingkan Pantai Pangandaran. Semoga seterusnya pantai Ujung Genteng bisa dijaga kebersihannya. 

Untuk fasilitasnya tergolong cukup memadai, misalnya untuk penginapan di daerah Ujung Genteng, fasilitasnya ada kasur, kipas, kamar mandi dalam. Nah, kalau penginapan di daerah Konservasi Penyu ini cukup besar (dan sepertinya mahal). 

Rasa makanannya yah tergolong standar, karena ikan bakarnya tidak terlalu banyak bumbu, kami hanya ditawarkan sambal dadak atau sambal kecap. Jadi tidak variasi ikan bakar bumbu saus padang atau asam manis gitu. Tapi karena ada suasana pantai yang bikin makan apapun jadi nikmat, jadilah saya tetap rela beli ikan bakar selama liburan saya di sana. Hehehe.

Tapi, sungguh berkesan liburan di pantai Ujung Genteng, Sukabumi. Salah satu pantai menawan di Jawa Barat.

Bagaimana teman-temin, ada yang sudah pernah ke Ujung Genteng atau berencana ke sana dalam waktu dekat atau saat liburan mendatang?

Sampai bertemu di tulisan berikutnya!


Selamat tahun baru 2018.


You May Also Like

27 komentar

  1. Ternyata pantainya ada banyak ya di sini... Kirain cuma Ujung Genteng aja, ternyata masih ada yg lain juga..
    Sayang lokasinya jauh buanget dari domisili..

    BalasHapus
  2. wihh... keren banet pantainya kak.. mata jadiseger, wah jadi pingin nyemplung nih... by the way thanks ya kak sharenya, aku jadi punya referensi buat liburan nih... akuuu pingin ke sini juga ....hehehe

    BalasHapus
  3. keren pantainya....
    emang top banget Indonesia punya tempat wisata alam yg indah.... :)

    BalasHapus
  4. Ujung genteng baguus .. sayang aku belum kesampaian ksana. Lumayan ya masuk hutan dulu sblm lihat pantai yg viewnya cakeppp gitu

    BalasHapus
  5. Belom pernah sempet ke sana, padahal niatnya udah lama banget. Mungkin karena juah ya, dari Jakarta aja bisa 8-9 jam. Tapi worth it lah ya sama pemandangannya yang bagus gitu.

    BalasHapus
  6. Bener, kalau udah dekat laut dan ngga makan ikan laut, tetap ada yang kurang. Btw, itu harga penginapannya terjangkau banget, apalagi ada dapurnya. Semoga bisa sampai ke Sukabumi, deh.

    BalasHapus
  7. Wah kayanya enak rombongan ya kesana. Bawa rice cooker dan panggangan sendiri
    Tidur juga uyel2an deh krn kalo di daerah wisata mana pingin tidur ����

    BalasHapus
  8. wuiiih, jauh banget ya dari Bandung. Tapi dengan pantai dan ikan bakarnya itu cukup membuatku ingin ke sana deh, apalagi ada penginapan juga jadi nggak susah kalau kemaleman. Semoga kapan-kapan bisa main ke Ujung Genteng.

    BalasHapus
  9. Waaah aku pengen balik lagi ke Ujung Genteng, tapi pake motor sekalian touring kayanya seruu abis lihat jalanannya bersahabat pula. Baiklah 7 jam ya non, noted pisan buat ancer2.

    Udah lama ga menggosongkan diri ke Pantai, terkahir Agustus kemaren ke Pantai di Ciletuh dan jajarannya hahahaa..

    BalasHapus
  10. Wah segitumah seneng lihat sunset bagus, duh pengen mantai tapi masih ngurus bayik dan perjalanannya berasa deketan ke Bali ya Teh, tfs ya selamat tahun baru :)

    BalasHapus
  11. Areanya berbentuk peninsula, ya... seperti di Nusa Dua Bali.
    Di pantainya ada ular?! Hii serem banget!

    BalasHapus
  12. Bagus pantainya. Kalau lebih dikelola pasti lebih cakep ya

    BalasHapus
  13. Duh, jadi pengen ke Ujung Genteng lagiiii... Pantainya enakeun, bersih, asik banget buat main air.

    BalasHapus
  14. Seru sekali, pengen kesana tapi belum kesampean. Tambah pengen liat keindahannya

    BalasHapus
  15. Eksotis kieu... gak kalah sama pantai2 di luar pulau Jawa nih
    Foto2nya keren

    BalasHapus
  16. wah indahnay ya, ahmparan laut yg biru

    BalasHapus
  17. Beda-beda tipis lah sama tempat ku, Pulau Kelapa Dua, Kepulauan Seribu Utara

    BalasHapus
  18. Teh ciyus 30-60 km/jam?kebayang itu pegel sampe 7 jam perjalanan huah aku bisa ngomel2 hahaha..

    Dari dulu pengen banget ke ujung genteng tapi belum kesampean hehehe semoga next bisa liburan kesini sama anak2

    BalasHapus
  19. waa jadi flash back jama ngekost nih. dulu pernah ksini dan kayaknya bagusan sekarang tuh. mau ksana lagiiii

    BalasHapus
  20. serunya. aku ksna pas hamil anak pertama. motoran jg dr bdg. dr semua yg dsebut, aku belum ke pantai tenda birunya

    BalasHapus
  21. Hebaat naik motor kesana, tapi aku pernah deng kaya gitu dulu pas belum buntutan ehhee. Sunsetnya indah banget ya teh, pantainya juga meni bersih. Bikin betaaah

    BalasHapus
  22. Waah...wisata pantai yang dirindukan.
    Aku paling seneng kalo ke pantai yang masih sepi dan pasirnya kuning gituuu...
    Keliatan bedanya sama Pangandaran yaa...

    Kece banget!

    BalasHapus
  23. Aku kok penasaran sama Mister 😆

    Udah lama banget gak ke pantai.
    Kayaknya udah mesti mengagendakan nih.
    Kabita liat Noniq 😍

    BalasHapus
  24. Wow,7jam naik motor. Luar biasa. Aku kayaknya udah nyerah. Tapi pengorbanannya ga sia-sia, ya. Venuenya cakep. Aku sirik sama yang bisa makan sea food. Enyak padahal. *malah curhat*

    BalasHapus
  25. Mantap. Baru tiga pekan yang lalu saya ke pantai tenda biru, uniknya. Kawasan pantai tenda biru sampai detik ini juga belum banyak dikenal orang. Jadi, kunjungan saya watu itu masih diuntungkan, kondisi yang sunyi menambah khidmat nuansa alamnya. Oh iya, untuk mobil biaya parkirnya 25 ribu, pembayarannya dilakukan sebelum masuk kawasan hutan. Hutan itu merupakan cagar alam, infonya sih begitu, seperti yang tertera di google maps. Namun, kalau untuk sejarah nama, pantai tenda biru dulunya didatangi masyarakat yang berburu harta karun, mereka ini hidup di gubuk-gubuk yang atapnya berwarna biru. Untuk informasi tambahan, di pantai tenda biru lumayan mudah ditemui biawak yang liar dan burung-burung teresterial maupun burung pantai. Terima kasih sudah share.

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).