The House of Raminten: Uniknya Makan Sego Kucing di Yogya

by - Kamis, Februari 02, 2017

Mencicip rasa Sego Kucing khas Yogyakarta di The House of Raminten

Masih cerita seputar liburan awal tahun saya ke Yogyakarta, salah satu tempat berkesan yang sempat saya kunjungi adalah rumah makan The House of Raminten. Gaungnya cukup membahana banget di laman internet dan sosial media ketika sedang mencari rumah makan di area penginapan saya. Saat itu saya memang mencari menu makan yang Jawa banget; ayam kremes, sego kucing, namun yang ga umum gitu. Taukan, kalau Ny. Suharti dan Mbok Berek sudah mainstream kalau buat saya mah.

Melihat menunya yang unik dan harganya yang cukup menarik (sego kucing seharga di bawah sepuluh ribu rupiah!), ngga tunggu lama saya langsung bergegas menuju ke sana di tengah gerimis Yogyakarta. Jaraknya sekitar 4 km kalau dari penginapan saya (Hotel Pop Timoho) - sekitar 15 menit kalau naik motor.

Saya sempat bingung ketika memasuki area The House of Raminten, melewati gerbang masuk, pandangan saya dikejutkan oleh bangku-bangku panjang yang penuh terisi orang, bukannya meja makan. Usut punya usut, ternyata mereka adalah sekumpulan orang yang sedang ngantri makan alias para waiting list, sehingga area makan lesehannya ketutupan

Padahal kalau lagi sepi, kita bisa berfoto dengan kereta kuda yang unik, lho...



Tuh kan ya, ruamee bingits! Musim liburan kali ya, dan ternyata sayapun tidak terkecuali. Saya diarahkan untuk mendaftar ke salah satu meja di sisi sebelah kiri untuk memberikan nama dan jumlah orang untuk selanjutnya disuruh menunggu - kalau memang tidak ingin capcus cari rumah makan lain. Sempat galau juga sih, mau pindah rumah makan atau tetap bertahan, tapi ya namanya, 'kapan lagi', jadi deh saya kuat-kuatin nunggu.

Nih, daftar waiting list di The House of Raminten!
Kira-kira saya sampai harus menunggu sekitar 20 menit untuk makan malam, OMG, epic banget. Akhirnya nama saya dipanggil dan rasanya, fiuuuuuh, lega banget, akhirnya makan juga. Saya memang sudah kelaperan dan otak saya isinya: nasi kucing, nasi kucing, nasi kucing, nasi kucing, gitu terus.

Menuju tempat makan saya, saya melewati bangunan dalam House of Raminten. Ternyata di lantai dasar, area tempat makannya mayoritas menggunakan meja makan (namun di area pinggirnya lesehan), sedangkan di lantai satu isinya full lesehan.

Area tempat makan The House of Raminten Lantai Dasar

Area tempat makan The House of Raminten Lantai 1
Sejak nunggu antrian, saya sempat dibikin penasaran dengan wanita-wanita yang mengenakan kebaya, mondar-mandir di area tempat makan sambil menggunakan handy talkie, barulah saya tau ketika sudah siap memesan makanan, mereka itu pelayannya!

Gilaaaa, niat banget pakai kebaya dan full makeup. Naik turun tangga pakai sewek. Untuk pelayan yang mengurusi pesanan saya, mereka cukup tegas, menjawab seadanya - mungkin karena saat itu sedang ramai ya, jadi mereka terkesan buru-buru dan saya jadinya cepat-cepat pesan tanpa basa-basi. 

Oiya, di sana, pas pesan langsung bayar ke waiternya, jadi ngga ada kasir ataupun bakal dianterin tagihan makan. Karena sekalian pesan, si pelayan bakal langsung nulis dan langsung menjumlahkan harga pesanan saat itu (mereka juga bawa kalkulator!). Jadi kalau kita selesai makan, ya bisa langsung pulang aja gitu, dan si waiter akan langsung menginformasikan receptionist bahwa tersedia lagi kursi kosong untuk tamu waiting list berikutnya.

Satu kata: Padat! Sebenarnya saya jadi agak ngga nyaman ya dengan situasi yang diburu-buru gini, makan jadi ngga nyantai karena kepikiran; kasihan sama orang lain yang nunggu kalau kami terlalu lama makan. 


Tapi toh, kami berusaha menikmati momen di Yogyakarta. Rugi gitu, kalau sudah membuang perjalanan 10 jam dari Bandung ke sini, hahaha.


Menu Makanan
Menu yang ditawarkan banyak dan variatif dengan nama yang nyeleneh. Sebut saja ayam koteka, susu perawan tancep, ayam bakar blondo dan es tenda. Penasarankan?

Sayapun kembali ke pilihan awal: pesan sega kucing. Atau nasi kucing. Sekarang di Bandung juga banyak yang jual nasi kucing, cuma penasarankan, gimana sih rasa aslinya kalau di Yogya? Jadi menu nasi kucing ini dibagi menjadi 3; single, double, dan triple. Tentunya mengacu pada berapa porsi nasi kucing yang disuguhkan.

Sekedar informasi, satu porsi nasi kucing ini dikitt kalau buat saya, seukuran satu kepalan tangan - atau mirip-mirip satu bungkus nasi di McD. Hehehe. Pilihan nasi kucingnya ada yang tante (tanpa telor) dan pakte (pakai telor). Kalau nasi kucing tanpa telor harganya seribu, isinya, nasi, sambal, dan tumis sayur ikan asin.

Dan karena saya lapar, saya pesan nasi kucing triple pakte (pakai telor!), hahaha! Rasanya ya kayak masakan rumahan aja sih, sambalnya enak, lumayan pedas, tumis sayurnya juga gurih, telor.. Ya gitulah rasanya telor dadar.


Si bebeb beli ayam kremes yang dihidangkan dengan lalapan. Kremesnya banyak banget dan renyah. Kalau buat saya sih rasanya agak kurang asin, tapi mister sih ok-ok aja.


Untuk minumannya saya pesan Monster, yaitu air lemon dengan serai. Rasanya kecut, manis, segar. Enak sih kalau buat saya manisnya pas.


Belum puas, untuk makanan penutupnya saya memesan Es krim bakar. Saya kira es krimnya dibakar gimana gitu, eala, ternyata es krim yang dihidangkan dengan roti bakar. Cukup tricky nih penamaan makanannya. Rasa eskrimnya enak, dibanjur selai stroberi dan taburan keju, namun untuk roti bakarnya kurang enak kalau buat saya yang memang penggemar roti. Rasa rotinya kurang renyah - bisa jadi karena rotinya tidak baru.


Secara keseluruhan, menikmati santapan di The House of Raminten ini memang berkesan karena suasananya yang unik. Menu makanannya pada dasarnya sederhana namun konsep penamaannya menarik. Citarasanya sih ala menu rumahan, tapi tetap, untuk teman-temin yang sangat menjaga asupan makanan terkait kolesterol dan diabetes, ya memang harus dipertimbangkan ketika memilih minuman dan makanan untuk penderita diabetes di sini.

Ide awal House of Raminten sendiri terinspirasi dari hobi Hamzah HS (sang pemilik) yang  sangat menyukai makanan dan minuman tradisional yaitu jamu dan sego kucing. Nama The House of Raminten merupakan tokoh yang diperankan oleh Hamzah HS dalam sebuah sitcom di Jogja TV yang ditayangkan setiap Minggu jam 17.00 dengan judul Pengkolan - saya kurang tau apakah program ini maish ada atau tidak.

Malahan saya mengira Raminten ini merupakan salah satu pemenang dari acara pencarian bakat, hahaha!

Daftar Menu dan Harga di The House of Raminten

Untuk teman-temin yang berencana mengunjungi The House of Raminten di Yogyakarta di masa mendatang, nih, ada foto menunya edisi Januari 2017. Semoga membantu!








Lokasi

The House of Raminten
Jl. Faridan Muridan Noto No.7, Kotabaru, Gondokusuman, 
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55224
Buka 24 Jam - (0274) 547315


See you!



You May Also Like

3 komentar

  1. nanti kalau ke Yogya nyobain ah ... pasti yummy , thanks Noniq , infonya manfaat super

    BalasHapus
  2. Harus dicoba nih kalau nanti ke Yogya

    BalasHapus
  3. sego kucingnya jadi mewah banget. Di kaki lima 1500 aja lho :)
    Konsepnya keren ya :)

    BalasHapus

Selamat berkomentar, tinggalkan link pada username. Link yang berada di dalam kolom komentar akan dihapus. (Feel free to comment and put your link on your username ONLY instead comment box area, otherwise deleted).