Beberapa waktu lalu saya terlibat pembicaraan serius dengan ibu saya, temanya penting ngga penting tapi mampu membuat saya betah ngobrol dengan beliau hingga berjam-jam. Apalagi kalau bukan seputar; nostalgia bagaimana ibu bertemu ayah!

Sebagai keluarga dengan darah dramaqueen yang mengalir kental di sepanjang garis keturunan kami, tentulah kami memang paling hobi mendramatisir sesuatu apalagi cerita-cerita romansa bergaya FTV yang mana para prianya mampu membuat hati wanita klepek-klepek. Dan, begitulah kira-kira sinopsis cerita ibu sore itu.

Beliau bercerita bagaimana sosok ayah saat itu merupakan pria idamannya: penampilannya yang perlente walaupun boke’ tetap menarik perhatian ibu, hahaha. Gaya ayah yang supel namun juga banyak bikin kesel malah membuat ibu makin penasaran tapi sambil jual mahal. Lucu! Tapi sesaat membuat saya menimbang-nimbang, hm, ada beberapa standar dalam diri ayah saya yang saya sukai dan membuat saya seakan setipe dengan ibu dalam memilih pria idaman. Memang benar, ya, kisah zaman dulu; anak perempuan memang selalu berkaca dari ayahnya. Inilah beberapa kepribadian ayah yang bikin ibu saya kleper-kleper.

1. Ngga Tampil Dengan Pakaian Kusut

Iya, donk, perempuan mana sih yang betah dengan pria berpakaian kusut. For your information, ayah saya ini nyetrikanya jago banget! Bahkan lebih jago dibanding ibu saya, kalau nyetrika bisa licin, halus, bahkan garis-garis halus bisa lenyap-nyap. Ayah kalau nyetrika benar-benar detail, setiap sudut sangat diperhatikan terutama daerah lipatan, belum lagi dalam menjaga bahan pakaian; entah sablonan atau jenis kain. Ayah saya benar-benar mengatur panas setrikaan lebih apik dibandingkan saya dan ibu, hihihi. Dan, saya akhirnya lebih suka kalo ayah yang nyetrikain baju saya ketimbang ibu kala itu.

2. Wangi Ini mah wajib banget ya.
Untuk tampil wangi tidak perlu harus ngebelain beli parfum pria yang mahal, yang penting tidak bau badan! Adik bungsu saya sudah ketularan dengan prinsip ayah yang satu ini. Berhubung masih sekolah, adik juga tidak menggunakan parfum pria, melainkan menggunakan bedak bayi yang mampu menyerap keringat dan menghilangkan bau badan biang keringat. Namun tidak ada salahnya juga menggunakan parfum, salah satu  merk favorit beberapa teman yang saya kenal adalah The Body Shop, mungkin mau dicek, hihihi.

3. Jangan Paksakan Gaya Orang Lain Yang Berlawanan Dengan Kepribadian 
Nah, ini yang paling bikin saya dan ibu suka gerah; melihat pria yang gayanya maksain. Sudah jelas rambutnya tidak cocok di undercut, eh malah dipangkas. Ngga cocok pakai celana skinny yang super ketat, tetap dipakai hingga tampak seperti tiang berjalan. Tidak pantas menggunakan celana ngatung (ankle length pants) ya tetap dipakai juga, malah jadi terlihat kormod. Dan di situlah kadang saya dan ibu menjelma menjadi kritikus fashion terkejam, hahaha.

4. Gaya yang paling Dasar 
Salah satu alasan kenapa ibu saya jatuh cinta dengan ayah adalah: ayah tidak pernah lupa mengenakan kaus kaki dan ikat pinggang. Sepele! Awalnya saya juga berpikir, apa sih, biasa aja kali! Namun setelah diperhatikan, ternyata enak ya melihat pria yang mengenakan sabuk dan kaus kaki (tidak peduli kaus kakinya hanya sependek ankle socks seperti tren saat ini), kesannya rapi. Ibu saya berkata, tidak perlu pakaian mahal atau aksesoris bermerek, yang penting enak dilihat, itu sudah menunjukkan bagaimana dia berusaha menghargai orang lain melalui apa yang ditampilkannya. Duh!

5. Jangan Lupa Senyum Ramah! 
Yang terakhir tentu senyum, donk, masa mau menarik perhatian wanita tapi sok jaim. Hari gini kok masih mau main tsundere (itu lho, tipikal cowok cool-cool gitu). Kira-kira bagaimana pria idaman teman-temin? Sama atau malah kebalikan dengan apa yang saya tulis di atas? Yah, namanya selera bisa saja berbeda, kan?

Poin di atas murni subyektif hasil pengalaman ibu saya yang sudah awet menjaga pernikahannya dengan ayah selama lebih dari 30 tahun. Pasangan saya yang sekarang? Yahhhhhhh, kurang lebih setipe dengan lima poin di atas.

Sampai jumpa di tulisan berikutnya!